Status Facebook Ungkap Rencana Sel Teroris Serang Singapura
8 Agustus 2016Kalau mereka tidak berkomunikasi lewat media sosial, mungkin rencana Gigih Rahmat Dewa dan kawan-kawannya untuk menyerang kawasan wisata dan pusat perbelanjaan Marina Bay di Singapura tidak akan terungkap lebih dulu.
Sel teroris di sekitar Gigih Rahmat Dewa, 31 tahun, terbongkar dan anggotanya ditangkapi minggu lalu di Pulau Batam. Mereka selama ini mengandalkan Facebook dan aplikasi pesan LINE untuk berkomunikasi dan menyebarkan paham radikalnya.
"Orang-orang di Batam itu tampaknya diradikalisasi lewat media sosial, khususnya Facebook," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Boy Rafli Amar.
"Mereka melakukan komunikasi dengan Bahrum Naim di Suriah. Kelihatannya, dia yang mengirim dana dan petunjuk untuk mereka," sambung Boy Rafli Anwar.
Menurut keterangan polisi, Gigih dan kelompoknya telah mendapatb instruksi dari Bahrum Naim untuk menembakkan roket dari Batam ke pusat wisata dan perbelanjaan Marina Bay di Singapura.
Warga Batam yang mengenal Gigih dan keluarganya mengaku kaget dengan penangkapan itu. "Kami benar-benar terkejut bahwa seseorang yang kelihatan biasa bisa menjadi seperti dia, diduga terlibat radikalisme," kata tetangganya, Rubiyati.
Sedangkan Monalisa, yang pernah belajar di lembaga politeknik Batam pada saat yang sama dengan Gigih, menyebutkan bahwa mahasiswa teknik informasi yang dia kenal tahun 2014 itu adalah pria normal yang berpandangan "positif, ceria, rendah hati dan ramah dengan semua orang".
Monalisa mengaku kaget ketika Gigih di akun LINE memasang foto orang memegang spanduk ISIS.
Dalam sebuah posting blog setelah serangan terkoordinasi di Paris November lalu, Bahrun Naim mendesak pendukugnya di Indonesia untuk belajar dari serangan di Parisi dan mengajak mereka melakukan jihad dengan "perang gerilya" di kota-kota Indonesia.
Kasiman, kepala rukun warga di tempat Gigih tinggal di Batam mengatakan kepada berita Reuters, rumah tempat itu sudah berada di bawah pengawasan selama sekitar lima bulan, sebelum penyergapan hari Jumat (05/08) oleh Satuan Antiteror Densus 88.
Menurut keterangan polisi, kelompok Batam telah bertindak sebagai agen ISIS di Indonesia untuk menampung para relawan yang pulang dari Suriah dan kalangan militan dari Uighur dari Cina serta merancang aksi-aksi teror.
Tapi posting mereka di Facebook yang akhirnya memberi petunjuk konkrit kepada polisi untuk mengungkap plot serangan teror ke Singapura.
"Rencana aksi teror mereka ada di Facebook," kata Boy Rafli Anwar, tanpa memberikan detilnya. "Mereka tidak mengumumkannya, tapi mereka mendiskusikannya -. Berkomunikasi di media sosial antara semua anggota," kata dia.
hp/ap (rtr)