SMS - Ketika Pesan Teks Dikirim Melalui Ponsel
3 Desember 2012“Datang terlambat. Harus selesaikan sesuatu” – teks pendek yang menjadi ciri khas SMS. Dan kalimat ini biasanya juga masih diperpendek dengan menyingkat setiap kata. Selama lebih dari 20 tahun terakhir, penulisan SMS berkembang menjadi satu kultus penulisan singkatan. Terdapat banyak situs internet yang khusus menyediakan daftar ratusan singkatan kata penulisan SMS.
Pesan harus ditulis sependek dan sesingkat mungkin: itulah SMS. Jumlah standar penulisan adalah 160 karakter. Sepertinya ini hanya kebetulan saja, namun sebenarnya pembatasan ini memang direncanakan oleh para penemu SMS. Sejak pertengahan tahun 1980an telah dikembangkan konsep SMS, yang menjadi model adalah kartu pos dan pesan teleks. Dan ketika diteliti, ternyata hampir semua pesan yang dikirim lewat kedua media ini tidak lebih dari 160 karakter – sehingga diputuskan untuk membatasi jumlah karakter dalam penulisan SMS.
“Selamat Natal” – Ibu Pesan Pendek
Saat SMS pertama dikirim pada tanggal 3 Desember 1992 tidak banyak yang mengetahuinya. Ini tidak mengherankan karena teknologi transmisi pesan teks ini belum berkembang. Dan ponsel pertama, yang ada saat itu seharga 1.500 Euro, tidak bisa mengirim dan menerima SMS. Oleh karenanya SMS pertama ini tidak dikirim melalu ponsel, melainkan komputer. “Merry Christmas“ demikian pesan yang ditulis para teknisi Vodafone Inggris, yang pertama berkesempatan menguji layanan SMS.
Raup Keuntungan lewat SMS
Bahwa SMS dapat menjadi tambang emas bagi para penyedia layanan ponsel tidak diramalkan pada awalnya. Baru kemudian, secara bertahap, perusahaan penyedia layanan ponsel mendapat ide untuk mengenakan biaya pengiriman SMS, dikatakan Rafaela Möhl, juru bicara teltarif, satu layanan online di Jerman.
Sejalan dengan booming industri ponsel sejak pertengahan tahun 1990an, terjadi perubahan besar dalam perkembangan SMS. Jumlah pesan pendek yang dikirim meningkat dengan drastis: Di Jerman saja, pada tahun 1996 dikirim sekitar 100 juta SMS. Bundesnetzagentur, badan yang mengurusi pasar listrik, gas, telekomunikasi, pos dan kereta api, memperkirakan, pada tahun 2011 terkirim 46 miliar SMS. Satu bisnis raksasa: dengan biaya sekitar 1.200 Rupiah per SMS, keuntungan besar diraup para operator ponsel.
Saingan dari Internet
Masa keemasan SMS lambat-laun berakhir. Dengan semakin menjamurnya smartphone atau ponsel pintar, tumbuh pula cara-cara baru untuk mengirim pesan. Para penyedia jasa layanan ponsel sudah menyadarinya, dikatakan Urs Mannsmann, editor majalah komputer c't. “SMS telah mencapai puncaknya. Sekarang akan digantikan oleh layanan internet.”
Dan para operator jaringan internet menanggapi perkembangan ini dengan menyediakan tarif tetap internet, termasuk untuk jasa pengiriman SMS. “Ini menyebabkan, jumlah pengiriman SMS stagnan, namun para operator internet telah meraih keuntungan.“ Operator interne5 yang dimaksud Mannsmann adalah terutama aplikasi messenger bagi smartphone, WhatsApp.
Dengan aplikasi ini, para pengguna dapat mengirim pesan melalui internet tanpa dikenakan biaya. Kelebihan yang dimiliki Whatsapp adalah, jumlah teks tidak dibatasi serta dapat mengirim foto dan video. Namun kekurangannya adalah, baik pengirim maupun penerima harus terlebih dahulu mengunduh aplikasi ini. Dan ponsel konvensional, yang tidak dapat mengirim data melalui internet, tidak dapat memanfaatkan aplikasi Whatsapp. Aplikasi ini kini tengah berjaya: setiap harinya, lebih dari 10 miliar pesan dikirim melalui Whatsapp.
Joyn – Upaya Operator Ponsel untuk Bersaing
Aplikasi Whatsapp tidak hanya mengancam model bisnis SMS yang dimiliki operator selular. Dalam “satu gebrakan“ aplikasi ini juga turut menyingkirkan “saudara tiri“ SMS, yaitu layanan pesan multimedia MMS. Agar tidak sepenungnya tersingkirkan oleh aplikasi seperti Whatsapp, para operator ponsel kini memperkenalkan satu program messenger baru bernama Joyn. Program ini antara lain dapat mengirim pesan pendek, file, suara dan percakapan video. Biaya yang dikenakan untuk layanan ini sama seperti biaya SMS, MMS dan percakapan telefon, tergantung pada tarif penyedia layanan ponsel.
Namun Rafaela Möhl dari teltarif meragukan bahwa operator ponsel akan mampu bersaing. ”Saat ini bisa saya katakan, sangat sulit bagi operator ponsel. Whatsapp telah jauh di depan. Joyn harus menawarkan kelebihan yang besar. Tapi saat ini, saya tidak melihatnya.“