Skandal Otomotif di AS
VW terancam tuntutan ganti rugi milyaran dan kehilangan citra baik. Tapi perusahan mobil lain juga melakukan manipulasi dan penipuan di AS. Berikut skandal yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
2015: Manipulasi Hasil Tes Emisi oleh VW
Demikian tuduhan dari badan lingkungan hidup AS EPA. Tepatnya piranti lunak untuk memanipulasi pengukuran emisi pada mesin diesel. Akibatnya, emisi tampak 40 kali lebih rendah dari jumlah sesungguhnya. VW sekarang menyatakan, piranti lunak itu dipasang pada 11 juta kendaraan di seluruh dunia. VW terancam sanksi denda 18 milyar Euro.
2014: Skandal Airbag Perusahaan Jepang Takata
Atas tekanan badan keamanan lalulintas NHTSA perusahaan airbag Takata mengirim 34 juta mobil ke bengkel untuk diperbaiki. Terutama airbag pada mobil Toyota, Nissan, Honda, Ford, Chrysler, juga merk Jerman BMW. Airbag Takata bisa meledak tiba-tiba dan lontarkan logam kecil. Enam kasus kematian dan ratusan cedera diduga terkait airbag Takata. 53 juta mobil di dunia gunakan airbag cacat Takata.
2013: Kunci Kontak Rusak pada General Motors
Perusahaan otomotif terbesar AS itu rahasiakan kerusakan pada kunci kontak selama bertahun-tahun. Kunci bisa kembali ke posisi "off" dengan sendirinya. Sehingga mesin bisa mati mendadak dan semua sistem termasuk pengendalian, airbag dan Booster rem berhenti berfungsi. Diduga itu sebabkan 124 kematian dan 275 cedera. Baru 2014 GM tarik 2,6 juta kendaraan produksi 2003-2011, dan bayar ganti rugi.
2012: Penipuan Konsumen oleh Hyundai dan KIA
Kendaraan produksi Korea Selatan, Hyundai dan KIA konsumsi bensin lebih banyak dari informasi resmi. Tes EPA tunjukkan, kendaraan gunakan 1,5 liter lebih banyak tiap 100 km. Perusahaan induk meminta maaf pada konsumen dan berjanji bayar ganti rugi. 2014 Hyundai dan KIA divonis bayar ganti rugi 300 juta Dolar. Foto: Hyundai model Santa Fe.
2009/2010: Pedal Gas Rusak pada Toyota
2009 dan 2010 dimulai penarikan produk karena pedal gas rusak dan karpet yang bisa terlipat sehingga memblokir pedal. Kejaksaan AS tuduh perusahaan Jepang itu memalsukan jumlah kasus kerusakan dan berkali-kali membohongi konsumen. Maret 2014 Toyota membayar denda 1,2 milyar Dolar untuk mencegah digelarnya proses pengadilan. Foto: Toyota Prius.