1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Siapa Yang Akan Memerintah Ukraina?

29 Maret 2006

Banyak yang dapt diambil pelajaran dari pemilu kali ini, terutama oleh para pewaris Revolusi Oranye.

https://p.dw.com/p/CPKn
Presiden Ukraina Yushchenko
Presiden Ukraina YushchenkoFoto: dpa-Report

Komentar harian-harian di Eropa masih seputar hasil pemilihan umum di Ukraina dan kemungkinan siapa yang akan berkuasa dan memerintah Ukraina.

Sebuah pelajaran bagi para revolusioner Oranye, demikian tulis harian konservativ Polandia Rzeczpospolita yang terbit di Warsawa mengomentari hasil pemilihan parlemen di Ukraina.

"Para politisi dari Revolusi Oranye telah mendapat pelajaran. Mereka banyak memberikan janji, tapi hanya sedikit yang mereka lakukan. Presiden Viktor Yushchenko kehilangan popularitasnya dengan cepat, terutama karena kurangnya efektifitas dan juga karena orang-orang di sekitarnya makin lama bertindak seperti mantan presiden yang dibenci, Leonid Kutschma. Yulia Timoshenko mendapat hasil yang bagus, karena ia dengan segera memisahkan diri dari Yushchenko. Viktor Yanukowitch berhasil menjadi pemenang, karena partainya menjanjikan stabilitas, bukan suatu pembaruan yang tidak pasti. Yanukowitch membuktikan dirinya sebagai satu alternativ pengganti kelompok Oranye. Tampaknya ia merupakan satu-satunya yang dapat mempersatukan Ukraina."

Mengomentari persaingan untuk merebut kekuasaan di Ukraina setelah pemilu, harian Tages Anzeiger yang terbit di Zürich, Swiss menulis:

"Ukraina menghadapi perundingan koalisi yang sulit, yang dipenuhi dengan pertikaian. Walaupun demikian pemilu menunjukkan suatu hasil yang optimistis: Penduduk Ukraina telah membuktikan bahwa paling sedikit mereka telah mempelajari sesuatu dari Revolusi Oranye. ‘Kita tidak bisa dibohongi’ merupakan salah satu slogan waktu itu. Hal yang sama juga jelas disampaikan dari hasil pemilu kali ini pada kelompok Oranye."

Sementara harian konservativ Austria Die Presse yang terbit di Wina menulis:

"Yulia Timoshenko merupakan satu figur pemimpin yang bukan tanpa masalah. Tapi keinginan para pemilih memperlihatkan, bahwa ia lebih baik dari Presiden Viktor Yushchenko. Timoshenko memiliki semangat, keinginan besar dan tekad untuk melaksanakan perubahan. Yushchenko seharusnya menyadari kenapa partainya hanya menduduki peringkat ketiga dalam pemilu. Jika saja Yushchenko dalam pembentukan pemerintah hanya mempunyai andil sebagai pengawas, ini tidak akan dapat diterima para pemilih. Masyarakat Ukraina masih mengingkan berkuasanya Kaum Oranye, walaupun hal ini merupakan sesuatu yang pahit bagi partai terkuat, Partai Wilayah."

Harian Inggris Daily Telegraph mengomentari situasi di Ukraina setelah berlangsungnya pemilu dengan judul ‘Masa Depan Ukraina Masih Oranye’.

"Di bawah kepemimpinan Presiden Viktor Yushchenko, Ukraina telah membuka diri. Tapi selain itu Ukraina juga mengalami kemunduran. Salah satunya adalah tidak berhasilnya pemberantasan korupsi. Yang terbaik bagi Yushchenko adalah bersama dengan Yulia Timoshenko memerangi korupsi dan mengarahkan kebijakan ke Barat. Dan dalam waktu yang bersamaan ia juga harus berusaha untuk menjadi jembatan antara Timur dan Barat Ukraina. Pemilu hari Minggu lalu merupakan suatu pukulan bagi Revolusi Oranye, tapi ini bukan merupakan suatu kerugian."