Serangan Moskow: Rusia Berkabung, Prancis Perketat Keamanan
25 Maret 2024Pada hari Minggu (24/03), Rusia memperingati hari berkabung nasional, setelah terjadi insiden penembakan massal di sebuah gedung konser di pinggiran kota Moskow.
Sedikitnya 137 orang tewas dan lebih dari 140 lainnya luka-luka, akibat serangan orang-orang bersenjata yang menyerbu Balai Kota Crocus pada hari Jumat (22/03) itu.
Islamic State Khorasan Province (IS-K) telah mengaku bahwa pihaknya lah yang bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun, Rusia dilaporkan tengah menyelidiki adanya indikasi keterkaitan Ukraina dalam insiden itu, meski Kyiv telah membantahnya dengan tegas.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) Adrienne Watson juga telah mengonfirmasi klaim tersebut dan mengatakan, "ISIS bertanggung jawab penuh atas serangan ini. Tidak ada keterlibatan Ukraina sama sekali.”
Ini adalah serangan penembakan paling mematikan yang terjadi di Rusia dalam dua dekade terakhir.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Putin: Keempat pria bersenjata telah ditangkap
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa keempat pria bersenjata yang bertanggung jawab atas serangan itu telah ditangkap. Mereka termasuk dalam 11 orang yang ditahan.
Menurut laporan berita Rusia, para pria bersenjata itu merupakan warga negara Tajikistan, sebuah negara bekas jajahan republik Soviet di Asia Tengah yang mayoritas penduduknya beragama Islam, yang berbatasan dengan negara Afganistan.
Putin menyatakan bahwa para pelaku diduga sedang menuju ke Ukraina, namun Putin tidak secara langsung mengaitkan keterlibatan Kyiv dalam serangan ini. Presiden Rusia itu bertekad untuk menghukum para pelaku atas serangan yang dia sebut sebagai "serangan teroris biadab".
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah menyangkal keterlibatan Ukraina dalam insiden tersebut dengan mengatakan bahwa, "Putin dan para bajingan itu hanya mencoba untuk menyalahkan orang lain."
Prancis ikut perketat keamanan
Setelah serangan penembakan massal yang mematikan terjadi di Moskow itu, Prancis pada hari Minggu (24/03) turut meningkatkan kewaspadaan dan memperketat keamanan negaranya.
Perdana Menteri (PM) Prancis Gabriel Attal mengumumkannya dalam sebuah unggahan di akun sosial media X.
"Kami telah memutuskan untuk meningkatkan status "Vigipirate” (sistem peringatan keamanan Prancis) ke tingkat tertinggi, yakni darurat serangan," tulisnya dalam unggahan tersebut.
Attal menambahkan bahwa pemerintah Prancis mengambil keputusan ini berdasarkan "pertimbangkan klaim pertanggungjawaban oleh kelompok ISIS atas serangan [di Moskow] dan ancaman yang membebani negara ini.”
Sistem peringatan Prancis memiliki tiga tingkatan. Tingkat "darurat serangan" diaktifkan apabila terjadi serangan besar di Prancis maupun di luar negeri, atau saat ancaman serangan dianggap sudah begitu dekat.
Tingkat siaga tertinggi ini memungkinkan Prancis untuk mengambil tindakan memperketat keamanan, termasuk peningkatan patroli oleh angkatan bersenjata di beberapa tempat umum.
Tugu peringatan dibuka di luar gedung konser Moskow
Sebuah tugu peringatan dibuka di depan gedung konser, di mana banyak orang meletakkan bunga-bunga untuk para korban.
Ada pula yang meletakkan sejumlah mainan anak-anak di dekat aula gedung, untuk mengenang tiga orang anak yang menjadi korban tewas dalam aksi terorisme tersebut.
Sementara itu, para pekerja darurat terus membersihkan puing-puing dan melakukan pencarian terhadap korban yang diduga belum ditemukan.
Di Moskow, terlihat juga adanya antrean panjang bagi orang-orang yang ingin mendonorkan darahnya.
Rusia turut memperketat keamanannya di seluruh penjuru negeri, seperti di bandara, pusat transportasi, dan di pusat kota.
Beberapa agenda publik di Rusia yang melibatkan banyak orang juga terpaksa dibatalkan.
kp/gtp (AP, Reuters, AFP, dpa)