1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Serangan Tentara Turki ke Irak Utara Berakhir

18 Desember 2007

Dua hari setelah Turki melakukan serangan udara ke pangkalan pemberontak Kurdi di wilayah utara Irak, Selasa (18/12) tentara Turki masuk ke Irak.

https://p.dw.com/p/CdRQ
Tentara Turki di daerah perbatasa dengan Irak utara
Tentara Turki di daerah perbatasa dengan Irak utaraFoto: AP

Pasukan Turki masuk sampai 120 km dari garis perbatasan, demikian juru bicara kelompok milisi Kurdi, Djabar Jawar. Turki mengkerahkan sekitar 300 tentara.

Sehubungan dengan serangan tentara Turki ke Irak, Presiden Turki Abdullah Gül berujar: “Argumentasi kami diterima oleh masyarakat dunia, paling tidak sekarang ini masyarakat internasional dapat melihat bahwa Turki melakukan hal yang benar. Seandainya tidak demikian, reaksi internasional pasti lain.”

Militer Turki menuding pemberontak Partai Buruh Kurdistan atau PKK menggunakan pangkalan Irak untuk meluncurkan serangan ke Turki. Sebelumnya Pemerintahan Turki di Ankara berulang kali mengancam melakukan serangan ke Irak Utara. Akhir pekan lalu militer Turki melancarkan operasi ke Irak untuk menyerang PKK. Serangan dilakukan terhadap pangkalan yang diduga merupakan tempat persembunyian PKK dan sejumlah desa di daerah pegunungan Kandil yang terletak di wilayah utara Irak.

Media Turki melaporkan, dalam serangan tersebut sedikitnya lima anggota PKK dan seorang sipil tewas. Padahal Turki menjamin tidak ada korban sipil. Uni Eropa serta Perserikatan Bangsa-Bangsa melontarkan kecemasannya atas pertempuran Turki-PKK di Irak Utara.

Turki menuding pemerintah Irak kurang bertindak untuk menghalangi PKK menggunakan daerah perbatasan sebagai pangkalan peluncuran serangan ke Ankara. Sejak bulan Oktober, Turki menempatkan 100.000 tentara di daerah perbatasan dengan Irak Utara. Dalam konflik dengan PKK dari tahun 1984 sedikitnya 37.000 orang tewas.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Condoleezza Rice yang melawat ke Irak mengatakan situasinya jangan sampai memicu destabilisasi daerah Kurdi yang terletak di wilayah utara Irak. Kemudian Rice menuturkan bahwa Amerika Serikat bersama Irak dan Turki memang sudah ada kepentingan bersama untuk meredakan konflik dengan PKK.

Namun Rice memperingatkan: "Jangan sampai ada yang melakukan tindakan yang dapat mendestabilisasi daerah utara Irak. Serangan Turki hari Minggu (16/12) lalu merupakan keputusan Turki dan kita harus menjelaskan pemerintah Turki bahwa kita mencemaskan warga sipil tidak bersalah dan terjadinya destabilisasi di utara.“

Namun kehadiran Rice sendiri ditentang Presiden Otonomi Kurdistan Mahsoud Barzani. Menurut keterangan pemerintah Turki, pasukan yang dikerahkan ke daerah perbatasan sudah ditarik kembali Selasa (18/12) sore waktu setempat.