Separatis Akhirnya Setuju Gencatan Senjata
24 Juni 2014Akhirnya ada terobosan baru dalam krisis di Ukraina. Beberapa kelompok separatis pro Rusia di Donetsk dan Luhansk menyatakan setuju mengikuti gencatan senjata yang sebelumnya diumumkan secara sepihak oleh Presiden Ukraina Petro Poroshenko. Gencatan senjata itu berlaku sampai hari Jumat.
Terobosan itu tercapai setelah mantan presiden Ukraina Leonid Kuchma memimpin sebuah perundingan yang dihadiri oleh para pemimpin separatis, duta besar Rusia dan beberapa pejabat Uni Eropa hari Senin (23/06) di Donetsk.
Usai pertemuan itu, Alexander Borodai, yang menyebut dirinya sebagai Perdana Menteri Republik Rakyat Donetsk, akhirnya menyatakan siap menghentikan pertempuran.
"Konsultasi berakhir dengan hasil, otoritas di Luhansk dan Donetsk menyatakan setuju untuk memberlakukan gencatan senjata sampai tanggal 27", kata Borodai.
Selanjutnya ia menerangkan kepada sebuah stasiun televisi Rusia: "Kami harap, kedua pihak menghentikan pertempuan dan bisa mulai melakukan pembicaraan tentang kemungkinan mencari penyelesaian damai."
Peringatan AS dan Eropa
Sebelumnya, Presiden AS Barack Obama berbicara lewat telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Obama memperingatkan, Amerika akan memperketat sanksi terhadap Rusia jika masih ada persenjataan yang masuk dari Rusia ke Ukraina.
Jurbicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan, solusi diplomatik masih mungkin dicapai. Namun jika Rusia tidak segera melakukan deeskalasi, Amerika dan barat akan mengambil langkah konkrit yang mahal bagi Rusia.
Menteri Luar Jerman Frank Walter Steinmeier saat ini berada di Kiev untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Petro Poroshenko. Steinmeier sebelumnya mengatakan, Jerman memberi dukungan penuh pada gencatan senjata dan rancangan perdamaian yang dicananangkan pemerintah Ukraina.
Diplomasi Jerman
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan dalam pembicaraan telepon dengan Steinmeier, yang harus dicapai adalah gencatan senjata yang permanen. Untuk itu, harus segera dilakukan dialog antara pemerintah di Kiev dengan pimpinan kelompok separatis.
Presiden Ukraina Petro Poroshenko melakukan pembicaraan telepon dengan Kanselir Jerman Angela Merkel mengenai situasi aktual saat ini. Menurut Poroshenko, dalam 24 jam terakhir terjadi sekitar 20 pelanggaran gencatan senjata yang dilakukan kelompok separatis di Luhansk dan Donetsk.
Pemerintah Ukraina beberapa kali menuduh Rusia membiarkan senjata berat dan gerilyawan masuk lewat perbatasan. Sekalipun Presiden Putin sudah memerintahkan pengamanan perbatasan, para pejabat dan komandan militer Rusia "tetap menutup mata".
hp/ab (afp, dpa)