Sentuhan Insinyur Jerman di Stadion Brasil
19 Juni 2013Keterlibatan Jerman yang paling spektakuler bagi Piala Dunia di Brasil berasal dari kota kecil Würselen. Untuk pertama kalinya dalam putaran final Piala Dunia, para wasit akan mendapat bantuan dalam penentuan gol. Sistem perusahaan GoalControl akan bantu membedakan apakah gol melewati batas garis gawang atau tidak. Untuk itu gawang diawasi tujuh kamera yang merekam gambar 3D dari posisi bola tersebut. Jika ujicoba saat Piala Konfederasi sukses, maka semua stadion Piala Dunia akan dilengkapi alat pengawas gol tersebut.
Di Bawah Atap Jerman
Kamera dipasang di atap stadion yang beberapa diantaranya dirancang oleh insinyur Jerman. Termasuk stadion nasional di Brasilia tempat digelarnya pertandingan pembukaan Piala Konfederasi 2013. Kantor "Schlaich Bergermann und Partner (sbp)" bekerja sama dengan arsitek Berlin "Gerkan, Marg und Partner" dalam mewujudkan konsep atap dan esplanade.
Di Manaus, pakar stadion asal Jerman bersama dengan mitra Brasil STADIA menciptakan konsep "Arena da Amazonia". "Stadion Manaus mungkin adalah stadion paling menarik. Baik dari segi desain, maupun bagi kami para insinyur yang harus bekerja di kota yang berada di tengah-tengah hutan tropis", ujar Knut Göppert yang memimpin proyek stadion di Brasil bagi perusahaan sbp.
Stadion Suci Maracanã
Para insinyur asal Stuttgart juga turut berperan dalam pembangunan stadion legendaris Maracana di Rio de Janeiro. Ini adalah proyek kesayangan penggemar sepakbola Göppert. "Turut terlibat dalam disain stadion suci Maracana adalah suatu kebanggaan bagi saya."
Maracana tidak hanya menjadi tempat penyelenggara final Piala Konfederasi 2013 dan Piala Dunia 2014, tapi juga merupakan pusat penyelenggaraan pesta olahraga Olimpiade 2016. Kursi bagi 78.000 penonton adalah produksi perusahaan mebel dari Öhringen. Bagi stadion Piala Dunia di Curitiba dan Recife, kursinya berasal dari perusahaan Jerman lain. 44.000 kursi disuplai oleh kota Wilhermsdorf.
Tapal Kuda Bagi Salvador
Kantor arsitek "Schulitz und Partner" menggunakan prinsip roda sepeda untuk atap stadion "Fonte Nova" di Salvador da Bahia. Mereka satu-satunya kantor arsitek asal Jerman yang memenangkan proyek melalui tender terbuka. "Bagi kami ini sebuah kehormatan membangun stadion di negara yang mengagungkan sepak bola", ujar Claas Schulitz yang khusus belajar bahasa Portugis untuk proyek tersebut.
Menurut Schulitz, hasilnya adalah campuran antara tradisi stadion Brasil dan Jerman. Kalau atapnya dari Jerman, ciri khas stadion Brasil adalah tribun penonton yang menyerupai bentuk tapal kuda. Satu sisi yang terbuka memungkinkan untuk menjadi tempat panggung yang bisa dibongkar dan dipasang tanpa mengganggu rumput lapangan.
Beton di Sao Paulo
Para arsitek stadion di Sao Paulo menonjolkan penggunaan beton pada rancangannya. Insinyur sipil asal Jerman Werner Sobek terlibat dalam konsep atap dari beton dengan lebar rentangan 245 kali 200 meter. Di tengah-tengah ada bukaan 150 kali 85 meter.
Arena Sao Paulo sepertinya akan menjadi stadion Piala Dunia yang selesai paling akhir. Atapnya masih belum terpasang. Setidaknya, masalah hukum yang sempat menghentikan pekerjaan pembangunan kini telah tuntas.