Rusia Hentikan Pasokan Gas ke Ukraina
2 Januari 2006Sekalipun Amerika Serikat dan Uni Eropa mengimbau pihak-pihak yang bersengketa agar mencari kesepakatan secepatnya, kedua pihak tetap tidak bergeming dari posisinya. Rusia bersikeras menghentikan pemasokan gas, jika Ukraina menolak menandatangani perjanjian yang baru dengan harga hampir lima kali lebih tinggi dari sebelumnya. Karena Ukraina tetap menolak, perusahaan gas Rusia Gazprom menghentikan pemasokan tepat tanggal 1 Januari.
Sekarang, negara-negara yang selama ini memanfaatkan gas dari Rusia mulai khawatir, karena justru di musim dingin kebutuhan bahan bakar mencapai puncaknya. Gas dari Rusia disalurkan ke Eropa melalui jaringan pipa yang melewati Ukraina. Eropa Barat memasok sekitar 25 persen kebutuhan gasnya dari Rusia. Setiap hari sekitar 360 juta kubikmeter gas mengalir dari Rusia ke Eropa.
Perusahaan Gazprom sebelumnya menjanjikan, pemasokan gas ke Eropa tidak akan terganggu dengan penghentian aliran gas untuk Ukraina. Tapi Perancis dan Jerman menyatakan, sejak langkah itu dilakukan ada pengurangan pasokan gas dari Rusia sekitar 30 persen. Namun ini belum akan punya dampak apa-apa di jerman dan Perancis. Direktur Gazprom Alexander Medwedew sekarang menuduh Ukraina mencuri gas yang disalurkan untuk Eropa. Medwedew menyebut volume pencurian gas oleh Ukraine mencapai 100 juta meter kubik.
Ukraina membantah tuduhan pencurian dan sebaliknya menyatakan, Rusia sekarang memasok hampir 190 juta kubik meter gas lebih sedikit dari biasanya lewat Ukraina. Sedangkan pemasokan untuk Ukraina yang dihentikan seharusnya hanya 120 juta kubik meter. Jadi, Rusia sengaja ingin menjadikan Ukraina sebagai kambing hitam dengan tuduhan mencuri gas.
Seorang pengamat di Ukraina menerangkan, Ukraina tidak perlu mencuri gas yang disalurkan ke Eropa. Sebab simpanan gas Rusia yang ada di gudang-gudang khusus Ukraina mencapai volume sampai 30 miliar meter kubik. Jadi kalau perlu, Ukraina cukup mengambil gas dari gudang-gudang khusus itu. Dengan simpanan gas sebesar itu, Ukraina bahkan tidak perlu mendapat pasokan gas dari Rusia selama musim dingin. Ukraina sendiri tiap tahunnya memproduksi sekitar 20 miliar meter kubik gas, dan ini cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, demikian disampaikan Komisi Khusus Sengketa Gas yang dipimpin langsung oleh Perdana Menteri Juri Jechanurow.
Sengketa gas antara Rusia dan Ukraina tidak hanya berlatarbelakang ekonomi. Rusia kelihatannya ingin membalas langkah Ukraina yang selama ini menyatakan ingin lebih berorientasi ke Eropa dan ingin menjadi anggota Uni Eropa. Ketua Komisi Urusan Persemakmuran di Parlemen Rusia, Andrei Kokoshin menerangkan, Kalau Ukraina memang tidak ingin ikut Rusia dan Persemakmuran Negara-negara Merdeka, ya silahkan ikut aturan main yang berlaku untuk Uni Eropa.
Presiden Ukraina Viktor Yushchenko melakukan pertemuan dengan para duta besar dari Uni Eropa, Amerika Serikat dan Jepang untuk membahas kemungkinan penyelesaian sengekata gas. Yushchenko menegaskan, Ukraina ingin mencari penyelesaian dengan melibatkan para ahli internasional.