Rumah Mikro Dari Pipa Drainase di Hongkong
15 Maret 2018Krisis perumahan di Hongkong makin akut. Makin banyak orang tinggal di "rumah peti mati" berukuran dua meter persegi atau yang lebih parah menjadi tunawisma.
Wilayah milik Cina yang bekas koloni Inggris itu luasnya hanya 1.100 kilometer persegi dan dihuni sekitar tujuh juta orang. Dampaknya, pembangunan perumahan makin sulit karena lahan langka. Harga sewa apartemen juga meroket gila-gilaan. Apalagi jika warga ingin tinggal di kawasan dekat pusat kota.
Dampaknya, makin banyak kaum muda yang baru mulai bekerja kesulitan mencari pemukiman yang terjangkau gaji mereka. Tapi sejauh ini, tidak banyak solusi ditawarkan pemerintah yang ada di bawah kendali Beijing.
Rumah mikro dari pipa drainase
Arsitek James Law punya gagasan cemerlang, saat melihat pipa air limbah raksasa yang dibuat dari beton, yang merupakan sisa sebuah proyek pembangunan.
"Saat Hongkong menghadapin isu kekurangan perumahan yang harganya terjangkau kaum muda, mengapa tidak memanfaatkan pipa drainase raksasa ini. Jika dikonversi pipa air limbah bisa jadi hunian mikro yang cantik", ujar Law.
Gagasan ia wujudkan di kawasan industri Kwun Tong, dengan membuat rumah mikro percontohan. Ukurannya benar-benar mikro, namun diklaim layak huni. Dari pipa drainase beton berdiameter 2,5 meter, Law menciptakan hunian seluas sekitar 15 meter persegi yang nyaman.
Mebel dan perabotan rumah dirancang multifungsi dan hemat ruang. Rumah mikro juga dilengkapi WC dan kamar mandi, AC, oven microwave dan kulkas. Di lahan sempit, rumah bisa dibangun vertikal dengan cara ditumpuk.
Harga satu unit rumah mikro ditaksir sekitar 15.000 US Dollar atau sekitar 225 juta Rupiah. Jika menyewa apartemen biasa dengan ukuran sama, tarifnya sekitar 400 US Dollar atau sekitar enam juta Rupiah per bulan. Arsitek James Law juga menonjolkan keunggulan rumah mikro buatannya, yang gampang dipindah alias mobil.
as/ts (ap)