Robot Cerdas Selamatkan Nyawa
19 Juni 2014Di ibukota Republik Demokrasi Kongo, Kinshasa hidup sekitar 15 juta orang. Kemacetan lalu lintas dan kekacauan transportasi jadi hal biasa. Dalam tahun-tahun terakhir banyak kemajuan positif berhasil dicapai di kota ini. Jalan utama dilapisi aspal dan diperluas. Tapi karena supir tidak perlu lagi menghindari lubang-lubang jalanan, kini mereka menyetir lebih cepat.
Jumlah Korban Kecelakaan Lebih Sedikit
Dengan tas sekolahnya, Chery Makamba (17) berdiri di tepi jalan besar Lumumba yang terdiri dari delapan jalur, yang melewati pusat kota, menuju lapangan terbang. Jalanan di Kinshasha ini sangat ramai. Secara umum jalan-jalan Kinshasa berbahaya bagi pejalan kaki, terutama anak-anak.
Di mana tidak ada kemacetan lalu lintas, mobil-mobil berlalu dengan kecepatan tinggi. Namun demikian, di jalanan ini juga banyak sekolah, dan bagi anak-anak sangat berbahaya untuk mencapai pemberhentian bus di sisi seberang jalan.
Sekarang ada robot raksasa di pinggir jalan. Robot itu mengeluarkan bunyi, berkelap-kelip, dan warna lampu di atasnya berubah dari hijau ke merah, sehingga lalu lintas berhenti dan anak-anak bisa menyeberang jalan.
Chery senang ada bantuan dari robot. "Setiap saat robot mengubah warna lampu menjadi merah bagi lalu lintas, kami pejalan kaki bisa menyeberang jalan," katanya dengan senang. Robot bahkan bisa berbicara, katanya. Jika disentuh, robot berseru, "Jangan sentuh saya!" Sebelum robot ditempatkan, di sana sudah ada lampu lalu lintas, tapi jarang berfungsi. Robot berfungsi sangat baik, kata Chery dan "terjadi lebih sedikit kecelakaan."
Dibuat Seorang Ibu
Di jalanan ini terjadi hampir 500 kecelakaan fatal tahun lalu. Sebagian banyak korban adalah pejalan kaki yang menyeberang dari satu sisi ke sisi lain, dan sebagian besar murid sekolah. Ini meresahkan Therese Kirongozi (40).
Ia ibu dari tiga anak, dan anak-anaknya juga menuntut ilmu di salah satu sekolah di jalan Lumumba. Ia adalah kepala asosiasi perempuan yang bekerja di bidang teknologi. Ia punya ide untuk mengembangkan robot yang membantu anak-anak menyeberang jalanan dengan selamat. Sejauh ini Kirongozi sudah mendesain dua tipe robot. Robot pertama membantu anak-anak menyeberang jalan, dan robot kedua mengatur lalu lintas di sebuah perempatan.
Dengan dilengkapi kamera, robot merekam data dari segala sesuatu yang terjadi di dekatnya. Di malam hari robot beroperasi dengan sinar infra merah. Semua data disimpan di sebuah pusat pengarahan. Data bisa digunakan pemerintah untuk menjaga lalu lintas. Kecelakaan bisa dimonitor dan yang bertanggungjawab bisa segera ditemukan. Demikian Kirongozi.
Di Republik Demokrasi Kongo, yang dilanda perang saudara selama 20 tahun, hanya ada 74 lampu lalu lintas. Pemerintah baru berusaha memperbaiki situasi jalanan dalam beberapa tahun terakhir.