Proses NSU di Mata Media Turki
8 Mei 2013"Pengantin NAZI dalam pose Hitler", judul harian Turki Habertürk, disamping foto Zschäpe dengan melipat lengan harian itu memasang foto Hitler dalam pose yang mirip.
Harian Hürriyet menilai Zschäpe pada judul beritanya sebagai "Nazi yang tidak punya malu" dan menekankan, perempuan berusia 38 tahun itu memunggungi pengadilan dan anggota keluarga korban NSU. Tampilan Zschäpe di pengadilan membuat bergolak perasaan keluarga 8 korban warga Turki di ruang sidang, tulis berbagai harian. Kata-kata Dilek Özcan, putri Ismail Yasar yang ditembak mati 2006 di Nürnberg yang dikutip harian "Sabah" dan sejumlah media lain, saat memandang Zschäpe ia gemetar dan "merasa kebencian yang dalam." Tapi sambil menangis Özcan menambahkan, ia yakin bahwa Zschäpe akan mendapat hukuman yang adil.
Anggota keluarga korban seperti Semiya Simsek, putri korban Enver Simsek ingin tahu, mengapa Neonazi memilih ayahnya sebagai korban. Kepercayaannya kepada negara Jerman terguncang akibat pembunuhan itu, kutip harian "Vatan."
"Ujian Nazi Jerman"
Harian "Milliyet" menilai proses pengadilan mengungkap kasus itu sebagai "ujian Nazi Jerman." Tapi menjelang proses sudah disampaikan keraguan, dimana kehakiman Jerman mampu mengatasi tugas ini. Ayhan Sefer Üstun, ketua Komisi HAM di Parlemen Turki yang dengan 5 koleganya mengunjungi persidangan, menekankan kepada jurnalis Turki di München, harapan keputusan yang adil.
Tidak semua pengamat Turki begitu moderat. Mahmut Tanal, politisi partai oposisi sekuler CHP dan anggota delegasi Üstun, menuntut dilepasnya Salib dari ruang sidang. Simbol kristiani itu "ancaman" bagi semua warga non kristen dan tidak sesuai dengan prinsip negara sekuler.
Ujian yang dihadapi negara hukum Jerman mengingatkan sejumlah pengamat Turki akan situasi di negaranya. Harian "Star" membandingkan proses NSU dengan proses terhadap pembunuhan jurnalis Turki asal Armenia Hrant Dink yang bermotif nasionalis kanan Tersangka utama Zschäpe tampil percaya diri mirip seperti pembunuh Dink, Ogün Samast, yang diyakni pengacara Dink punya pembantu di jajaran aparat negara Turki.
Erdal Safak, ketua redaksi harian yang dekat pemerintah Turki "Sabah", media yang menggugat ke Mahkamah Konstitusi Jerman untuk akses bagi media Turki dalam proses NSU, juga menarik perbandingan dengan Turki. Di München prosesnya menyangkut "deep state" Jerman (situasi politik di sebuah negara dimana organ internalnya secara umum terbentuk dari militer, dinas rahasia atau polisi dan tidak memberi kesempatan pada kepemimpinan sipil-red), ditekankan Safak. Yang dinilai sebagai "deep state" di Turki adalah pertentangan antara kekuatan di negara yang berhaluan kanan dan pelaku kekerasan.
Anggota perhimpunan rahasia nasionalis kanan Ergenekon, yang saat ini diadili di Turki, oleh pemerintah Turki dipandang sebagai wakil "deep state" yang ingin mengkudeta tokoh politik terpilih. Dari alasan ini perhimpunan-perhimpunan Turki juga harus mengamati dengan cermat proses NSU, tuntut Safak. Apalagi di München yang diajukan ke pengadilan adalah "Ergenekon Jerman."