1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Prihatin Konflik Myanmar, Indonesia Dorong Pertemuan ASEAN

24 Februari 2021

Jubir Kemlu RI Teuku Faizasyah membantah isu Indonesia mendukung penyelenggaraan pemilu baru pascakudeta Myanmar, justru sebaliknya Indonesia tengah mendorong pertemuan dengan para menteri luar negeri ASEAN.

https://p.dw.com/p/3pmzv
Aksi demostrasi di Myanmar menentang kudeta militer
Foto: AP/picture alliance

Sejumlah aktivis antikudeta Myanmar melakukan aksi protes di depan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Yangon pada hari Selasa (23/02). Demonstrasi tersebut terjadi lantaran Indonesia diberitakan tengah membujuk negara-negara anggota ASEAN untuk mendukung pemilu baru Myanmar.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah membantah isu tersebut dan meluruskan bahwasanya saat ini Indonesia tengah mengupayakan pertemuan dengan para menteri luar negeri ASEAN untuk membahas konflik Myanmar.

"Sebenarnya tidak pernah ada statement tersebut dari Indonesia. Saat ini Indonesia dalam proses melakukan konsultasi dengan para menteri luar negeri ASEAN dan negara-negara kunci lainnya. Baru dalam tahapan konsultasi mengenai bagaimana mempersiapkan penyelenggaraan pertemuan menlu-menlu ASEAN. Jadi baru pada tahapan itu, tetapi sudah ada yang menyimpulkan langkah ke depannya seperti apa,” ucap jubir Kemlu yang sering dipanggil Faiz saat dihubungi DW.

Selain itu, berdasarkan pemberitaan Reuters yang melansir dokumen Kementerian Transportasi Myanmar terkait rencana kedatangan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di ibu kota Nay Pyi Taw pada Kamis pagi (25/02), Faiz juga membantah hal tersebut dan menyebut saat ini bukan waktu yang tepat untuk melakukan kunjungan ke Myanmar.

"Ibu Menlu sudah kembali ke Indonesia. Beliau ada kunjungan ke Thailand, berangkat kemarin (23/02) dan hari ini (24/02) sudah kembali,” tambahnya.

Menlu Retno tidak menutup kemungkinan melakukan kunjungan ke Nay Pyi Taw, namun rencana tersebut belum akan terwujud dalam waktu dekat.

Rencana pertemuan para menlu ASEAN

Pemerintah Indonesia menegaskan keprihatinannya atas perkembangan politik di Myanmar dan mengimbau penggunaan prinsip yang terkandung dalam piagam ASEAN, yakni komitmen hukum, pemerintahan yang baik, prinsip demokrasi, dan pemerintahan yang konstitusional.

"Posisi Indonesia tidak berubah, sedari awal kita menyampaikan keprihatinan atas perkembangan yang terjadi. Kita juga mengharapkan ada suatu mekanisme internal yang dapat menyelesaikan persoalan yang ada melalui suatu proses yang bersifat inklusif dan menerapkan prinsip-prinsip demokrasi,” jelas Faiz.

Lebih lanjut dia mengungkapkan rencana penyelenggaraan suatu pertemuan antara para menteri-menteri luar negeri ASEAN yang tengah diupayakan Indonesia. Hingga saat ini, Menlu RI Retno Marsudi telah melakukan kunjungan ke sejumlah negara ASEAN, seperti Brunei Darussalam, Singapura, dan Thailand untuk berkonsultasi terkait kudeta militer yang terjadi di Myanmar.

"Melalui pertemuan tersebut, kita bisa mencari solusi secara bersama-sama. Kita tidak mau menyimpulkan dari sekarang wujud penyelesaian seperti apa, karena kita juga perlu berbicara dalam kerangka ASEAN menyelesaikan suatu permasalahan.”

Menlu Retno Marsudi juga meminta seluruh pihak "menahan diri secara maksimal untuk menghindari pertumpahan darah." Faiz juga menjelaskan dalam hal ini Indonesia tidak mengambil alih peran Brunei Darussalam selaku Ketua ASEAN, namun Iebih kepada Indonesia turut memfasilitasi proses penyelesaian konflik Myanmar melalui kerangka ASEAN.

"Intinya adalah untuk mengumpulkan semacam kesepakatan bersama seperti kira-kira nanti apa yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut. Menyiapkan substansi pembahasan dan target hasil akhir yang akan dicapai,” ucapnya.

Indonesia mendesak semua pihak untuk mengakhiri konflik dan mengedepankan pendekatan dialog dalam mencari jalan keluar dari berbagai tantangan dan permasalahan sehingga tidak memperburuk situasi di Myanmar.

Teuku Faizasyah juga memastikan saat ini kondisi Warga Negara Indonesia di Myanmar dalam kondisi baik dan tidak terdampak aksi demonstrasi di KBRI Yangon. "Sejauh ini berdasarkan pantauan KBRI, mereka (WNI) dalam kondisi baik dan tentunya kita memberikan imbauan agar mereka tetap memperhatikan keselamatan.” (ha/hp)