Politik Dagang Sapi Dimulai
10 April 2014Berbagai hasil perhitungan cepat pemilu parlemen Rabu lalu memperkirakan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) meraih suara terbanyak pada kisaran 19 persen.
Golkar, berada di posisi kedua dengan sekitar 15 persen dan Gerindra yang mengusung Prabowo Subianto muncul di tempat ketiga dengan 12 persen.
Berbagai lembaga survey sebelumnya memperkirakan PDI-P akan menang dengan 25 persen suara. Namun hasil ini mengartikan bahwa partai itu perlu membangun aliansi dengan satu atau lebih partai lain agar bisa mengajukan kandidatnya yang popular Joko Widodo atau Jokowi sebagai calon presiden.
Dalam aturan pemilu Indonesia, hanya sebuah partai atau koalisi partai yang meraih minimal 25 persen dukungan suara atau 20 persen kursi di parlemen yang bisa mengajukan kandidat presiden. Hasil resmi pemilu parlemen dijadwalkan baru akan diumumkan pada awal Mei.
“Popularitas Jokowi masih sangat tinggi tapi partai yang diharapkan menjadi mesin politiknya tidak bekerja sebaik yang diperkirakan,” kata Yunarto Wijaya, seorang analis politik dari Charta Politika.
“Partai yang meraih antara 6 sampai 10 persen suara akan bisa bertindak sebagai kingmakers dan harganya akan menjadi sangat tinggi,” kata dia.
“Saya takut koalisi semacam itu ujungnya hanyalah soal pembagian posisi di kementerian.“
Berbagai jajak pendapat sebelum pemilu parlemen mengindikasikan Jokowi akan meraih kemenangan besar, dengan popularitas dua kali lebih tinggi dari saingan terdekatnya yakni Prabowo Subianto.
Jokowi, seorang penggemar heavy metal dan bekas pedagang furniture, bangkit menjadi figur terkenal di dunia politik dengan mengawali karirnya sebagai walikota Solo, di mana ia memperkenalkan rangkaian kebijakan termasuk pendidikan dan kesehatan gratis.
Patahnya aura Jokowi
Rabu malam, Jokowi menolak berspekulasi tentang partai mana saja yang akan diajak berkoalisi oleh PDI-P, namun ia berterimakasih kepada para pemilih karena “menempatkan kami di posisi pertama“.
Jokowi memenangkan pemilu gubernur Jakarta 2012 dan sejak itu membangun reputasi sebagai politisi dengan sentuhan merakyat dengan seringnya ia berkunjung ke kawasan kumuh.
Jokowi “masih politisi paling populer di Indonesia dan memiliki peluang terbaik untuk menjadi presiden berikutnya,“ kata Yohanes Sulaiman, seorang analis yang pengajar di Universitas Pertahanan Nasional Indonesia.
“Namun, auranya yang tak tersentuh sudah patah. Suka atau tidak, ketidakmampuan PDI-P dan Jokowi untuk menghidupkan sensasi massa telah mengakibatkan rusaknya merek Jokowi,” kata dia.
Prabowo Subianto adalah pemenang besar dari pemilihan presiden kata Sulaiman.
Partai Gerindra meraih suara hampir tiga kali lipat lebih banyak dibanding pemilu 2009, membuat mereka berada di posisi tiga besar.
”Dengan patahnya aura tak tersentuh Jokowi, ambisi Prabowo untuk menjadi presiden Indonesia berikutnya telah mendapat nafas baru,” kata Sulaiman.
Partai Demokrat yang dipimpin presiden Susilo Bambang Yudhoyono, mengalami penurunan sekitar sepuluh persen dibanding pemilu lalu. Namun demikian, Partai Demokrat masih akan menjadi pemain penting, kata Sulaiman.
ab/rn (dpa,rtr,ap)