Lusail memang keren. Terletak di kota Al Daayen, kota masa depan Qatar yang berjarak 30 km dari ibukota Doha.
Stadion ini berkapasitas 86 ribu tempat duduk, berlantai 6, full AC, mewah dan megah. Eksteriornya bergaya bejana khas Arab dengan cover berlapis emas.
Ada 10 pertandingan digelar disini. Salah satunya ketika Arab Saudi menggilas Argentina 2-1. Kekalahan Albiceleste yang memalukan, meski Lionel Messi membuka gol pertamanya.
Di Lusail pula, saya menyaksikan Brasil terkapar di tangan Kamerun, lewat sundulan vital Vincent Aboubakar.
Itu berarti, dua jagoan Latin bobol di Lusail. Tanda-tanda buruk?
Lusail adalah stadion paling ikonik dengan konsep go green plus puluhan cafe keren di sekitarnya. Dekat stadion, masih di area Lusail, juga ada Vendome, mall megah tempat nongkrong fans manca negara. Termasuk Belanda.
Kemarin saya ke sini dan menyematkan dialog dengan beberapa fans oranje. Bram Sapulette, anak Arnhem keturunan Maluku, merujuk Lusail. "Di Lusail, Belanda akan mendapatkan gelar juara dunianya. Gelar pertamanya," ujar Bram..
Bram optimis. Dia juga memainkan instinknya.
Jumat malam ini, Belanda segera meneruskan perjuangan mereka: perempat-final heboh vs Argentina di Lusail.
Jika menang, sepertinya begitu, Belanda akan beraksi lagi di Lusail dalam medium semifinal. Lawannya bisa Brasil bisa Kroasia.
Jika jumpa Brasil, ini juga bisa menjadi noktah penting: Belanda ke final menggusur dua kekuatan besar Amerika Latin.
Nah, jika ke final, semoga, Belanda bertahan di Lusail. Di sini puncak Piala Dunia 2022 di Qatar digelar. Siapa pun lawannya meski itu juara bertahan Prancis sekali pun.
Adakah? Adakah Lusail menjadi "rumah" Belanda dalam tiga partai beruntun hingga final? Adakah Belanda merebut gelar juara dunia pertamanya di Lusail?
Hmmm. Baiklah.
Itu cuma harapan. Saya mau kembali ke realita, menyigi duel Belanda-Argentina di Lusail Jumat malam.
Belanda on-fire. Louis van Gaal pasti menyusun starter dengan pikiran panjang sampai extra-time bahkan adu penalti.
Messi? "Ah, ini bukan tentang dia. Ini tentang Belanda vs Argentina," ujar sang kapten, Virgil van Dijk.
Messi, yang sudah mengemas tiga gol, memang menjadi messiah Argentina. Kebintangannya menjadi harapan Argentina, sekaligus berusaha mendapatkan gelar Piala Dunia pertama, sekaligus terakhir buatnya.
Sama seperti Daley Blind, old-cracker Belanda yang berjuang menuju pemuncak di Lusail.
Masuk final, Belanda menjadi tim pertama yang menjadi finalis di empat belahan dunia. Tapi yang paling penting menjadi juara. Ini misi, ini ambisi: Daley bersama papanya, Danny Blind, yang merupakan asisten LvG, bersama-sama mengangkat trophy Piala Dunia di benua Asia, di Qatar, di Lusail.
Jalan ke situ masih berliku. Yang pertama, Belanda mesti fokus dulu malam ini di Lusail.
Hardimen Koto pengamat, analis dan komentator sepak bola
*tulisan ini menjadi tanggung jawab penulis.