Perusahaan Jepang Hentikan Produksi di Cina
17 September 2012Konflik seputar kepulauan Senkaku antara Cina dan Jepang kian memanas. Demonstrasi anti-Jepang yang dihadiri ribuan massa berujung penyerangan dan penjarahan terhadap kedutaan besar, toko dan restoran Jepang. Beberapa produsen alat elektronik Jepang terpaksa menutup pabrik dan toko-tokonya untuk sementara.
Sejumlah pelarian politik Cina menuding pemerintah di Beijing membiarkan aksi demonstrasi tersebut. Media corong Partai Komunis bahkan mewanti-wanti Jepang soal "dekade yang hilang", jika hubungan dagang terus memburuk. Diperkirakan sekitar 40.000 orang turut serta dalam aksi demonstrasi sepanjang akhir pekan lalu.
Semuanya berawal dari aksi demonstrasi di hadapan gedung kedutaan besar Jepang di Beijing akhir pekan lalu. Saat itu para demonstran menuntut pemerintah agar mendeklarasikan perang terbuka terhadap Jepang. Di Shenzen aksi serupa diwarnai penjarahan terhadap sebuah supermarket Jepang. Sebuah gerai mobil Toyota juga dilaporkan dibakar massa.
Sejauh ini Panasonic dan Canon sudah menutup sementara pabrik-pabriknya di Cina selambatnya hingga 18 September. Perdana Menteri Yoshihiko Noda mendesak pemerintah Cina menjamin keamanan dan keselamatan penduduk Jepang.
Renggangnya hubungan kedua negara dimulai dari rencana pemerintah Jepang untuk membeli kepulauan Senkaku dari seorang pemilik. Kepulauan itu diklaim Cina dan Taiwan sebagai wilayah teritorialnya. Jepang mengambil alih kepulauan tersebut dari pendudukan Amerika Serikat 40 tahun lalu usai Perang Dunia II. Diperkirakan kepulauan ini kaya akan sumber daya alam.
Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta mendesak kedua belah pihak agar mencari solusi damai melalui jalan diplomatik. Panetta sempat berkunjung ke Tokyo dan bertemu Menhan Satoshi Marimoto dan Menlu Koichiro Gemba. Ia kemudian melanjutkan perjalanan ke Beijing.
rzn (rtr/dpad)