Perusahaan Besar Hentikan Sumbangannya untuk Partai Republik
11 Januari 2021Bank Citigroup, JPMorgan, perusahaan hotel Mariott International, dan sebuah perusahaan asuransi kesehatan ternama mengkonfirmasi pada hari Minggu (10/01) bahwa mereka memikirkan kembali sumbangan politik mereka setelah kerusuhan Capitol pada hari Rabu (06/01) pekan lalu.
Blue Cross Blue Shield Association (BCBSA), yang mewakili perusahaan asuransi kesehatan regional dan lokal yang mencakup sekitar satu dari tiga orang Amerika, menyampaikan akan menangguhkan kontribusi kepada anggota parlemen dari Partai Republik yang memilih untuk tidak mengesahkan kemenangan pemilihan Joe Biden di Kongres AS minggu lalu.
"Mengingat kekerasan minggu ini, serangan mengejutkan di Capitol Amerika Serikat, dan suara dari beberapa anggota Kongres untuk menggagalkan hasil pemilihan November dengan menentang hasil Electoral College, BCSBA akan menangguhkan kontribusi kepada anggota parlemen yang memilih untuk merusak demokrasi kita," kata perusahaan itu.
Mariott International, perusahaan hotel terbesar di dunia, mengambil langkah serupa, dengan juru bicara perusahaan Connie Kim mengonfirmasi keputusan untuk menghentikan sumbangan kepada 147 anggota parlemen dari Partai Republik yang berpihak pada Donald Trump dalam menolak kemenangan Biden pada hari Rabu (06/01).
"Kami telah melihat peristiwa destruktif di Capitol untuk mengacaukan pemilihan yang sah dan adil menjadi bahan pertimbangan dan akan menghentikan pemberian (sumbangan) politik dari Komite Aksi Politik kami kepada mereka yang memberikan suara menentang sertifikasi pemilihan," kata Kim.
Tangguhkan untuk kedua belah pihak
Dua bank terbesar di negara itu, JPMorgan Chase dan Citigroup mengatakan bahwa mereka akan menangguhkan semua kontribusi federal untuk Partai Republik dan Demokrat.
Bank terbesar di AS, JPMorgan - yang menyumbang sekitar US$ 900.000 (Rp 12,6 miliar) pada 2019-2020), hampir 60% di antaranya masuk ke Partai Republik - mengatakan akan menghentikan semua donasi federal selama enam bulan.
"Fokus dari para pemimpin bisnis, pemimpin politik, pemimpin sipil saat ini harus pada mengatur dan memberikan bantuan bagi mereka yang sangat membutuhkannya sekarang," kata kepala penanggungjawab perusahaan JPMorgan Peter Scher. "Akan ada banyak waktu untuk berkampanye nanti," tambahnya, dikutip dari The Wall Street Journal.
Candi Wolff, kepala urusan pemerintahan global Citigroup, mengirim memo kepada karyawan pada hari Jumat (08/01) yang mengatakan bahwa "kami tidak akan mendukung kandidat yang tidak menghormati aturan hukum."
Memo itu juga menyatakan bahwa perusahaan telah memberikan US$ 1.000 (Rp 14 juta) kepada Senator Republik Josh Hawley pada 2019. Hawley, yang mewakili negara bagian Missouri di mana Citigroup memiliki banyak karyawan, memimpin tuntutan terhadap pengesahan kemenangan Biden.
Citigroup telah menyumbangkan US$ 742.000 (Rp10,38 miliar) kepada kandidat federal pada tahun 2019-2020, di mana 56% di antaranya disumbangkan kepada Partai Republik, menurut laporan organisasi OpenSecrets.
Perusahaan-perusahaan lain juga ditanyai tentang rencana mereka untuk mengakhiri donasi setelah kerusuhan di Capitol, tetapi banyak yang belum membuat keputusan tentang itu.
Salah satunya, Ford Motor Co, mengatakan pada hari Minggu (10/01) bahwa "PAC kami berkontribusi kepada kandidat yang mendukung kebijakan yang penting bagi karyawan, komunitas, dan pekerjaan Ford. Peristiwa selama setahun terakhir telah menggarisbawahi perlunya diskusi yang lebih luas dan berkelanjutan tentang pertimbangan relevan lainnya."
Trump hadapi konsekuensi finansial
Perusahaan pembayaran digital AS Stripe mengumumkan pada hari Minggu (10/01) bahwa mereka tidak akan lagi memproses pembayaran untuk situs web kampanye Trump, mencegah presiden untuk mengumpulkan dana.
Setelah pilpres November, kampanye Trump meminta para pendukung untuk menyumbangkan uang untuk membantu membayar banyak kasus pengadilan yang gagal yang bertujuan untuk membatalkan hasil pemilihan.
Asosiasi golf PGA of America juga mengumumkan pada hari Minggu(11/01) bahwa mereka memutuskan hubungan dengan presiden. CEO PGA of America, Seth Waugh, membela keputusan tersebut, dengan mengatakan: "Kami memiliki wewenang pengelolaan untuk anggota kami, untuk permainan, untuk misi kami, dan untuk merek kami. Dan bagaimana cara terbaik kami melindungi itu? Karena peristiwa tragis hari Rabu, kejuaraan tidak bisa diselenggarakan di Bedminster. Dampaknya bisa jadi tidak bisa diperbaiki. Satu-satunya tindakan nyata adalah pergi.''
rap/hp (Reuters, AP, EFE)