Pemilu Malaysia: Pertarungan Para Pemain Lama
19 November 2022Pertarungan utama dalam pemilu Malaysia kali ini akan kembali terjadi antara Organisasi Nasional Melayu Bersatu, UMNO yang telah lama berkuasa, yang memimpin aliansi Barisan Nasional, melawan Pakatan Harapan yang dipimpin oleh pemimpin oposisi Anwar Ibrahim.
Memanfaatkan kemarahan atas skandal korupsi pemerintahan, blok Anwar Ibrahim pernah mengalahkan koalisi Barisan Nasional yang dipimpin UMNO dalam pada pemilu 2018, yang menyebabkan perubahan politik besar pertama sejak Malaysia merdeka dari Inggris pada tahun 1957.
Pemilu kali ini bisa menjadi kesempatan terakhir bagi Anwar Ibrahim, yang kini berusia 75 tahun, untuk mencapai cita-citanya selama dua dekade menjadi perdana menteri Malaysia. Dia berada di penjara selama pemilu 2018 karena tuduhan sodomi, yang menurut para kritikus bermotivasi politik. Anwar Ibrahim kemudian beraliansi dengan lawan politiknya Mahathir Mohamad, dan aliansi mereka berhasil memenangkan pemilu tahun 2018. Dia kemudian diampuni dan direncanakan menggantikan Mahathir Mohammad, tetapi pembelotan menyebabkan keruntuhan pemerintahan mereka pada awal 2020, dan membawa UMNO kembali ke kursi kekuasaan di bawah koalisi baru, yang juga penuh pertengkaran.
Kini UMNO bersiap untuk bangkit kembali dan mengukuhkan dominasinya dengan janji menciptakan stabilitas politik di Malaysia, setelah gejolak politik menyebabkan tiga perdana menteri silih berganti dalam empat tahun terakhir. Tapi citra UMNO dibayangi oleh persidangan korupsi yang sedang berlangsung yang melibatkan tokoh UMNO Ahmad Zahid Hamidi dan mantan Perdana Menteri Najib Razak.
Di lain pihak, Mahathir Mohammad yang kini berusia 97 tahun, sekarang memimpin partai barunya Partai Pejuang Tanah Air, dan berharap bisa merebut kursi cukup banyak untuk bisa berperan dalam menentukan kekuasaan. Mahathir adalah pendiri UMNO Baru dan Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu), namun akhirnya memisahkan diri dan membentuk partai baru ini, yang juga dikenal dengan nama pendek "Pejuang". Namun para pengamat memperkirakan, peluang Mahathir tidak besar, tapi mungkin cukup penting jika terjadi persaingan ketat di antara kubu-kubu besar.
Inflasi, nasionalisme dan "akar Melayu” jadi isu aktual
Soal inflasi dan perkembangan ekonomi menjadi isu utama, negara Malaysia bergulat dengan meningkatnya biaya hidup, melemahnya mata uang dan meningkatnya kemiskinan. Ringgit Malaysia telah anjlok ke level terendah terhadap dolar AS selama 24 tahun terakhir, sementara ekonomi diperkirakan akan terus melambat tahun depan.
Tidak seperti para pesaingnya, aliansi Anwar Ibrahim berkampanye dengan platform multiras yang menjanjikan bantuan berbasis kebutuhan, bukan berbasis ras. Ini menjadi perhatian khusus bagi orang Melayu di pedesaan, yang menikmati hak istimewa dalam pekerjaan, kontrak, pendidikan, dan perumahan di bawah kebijakan "tindakan afirmatif” yang telah berusia puluhan tahun.
Analis mengatakan, para pemilih Melayu yang tidak puas dengan para pemimpin UMNO yang tercemar korupsi, malah mungkin mendukung blok Melayu Aliansi Nasional. Sedangkan Aliansi Harapan pimpinan Anwar juga melibatkan partai yang didominasi etnis Cina, yang telah lama menjadi sasaran serangan UMNO.
Pemilih muda bisa mainkan peran kunci
Sekitar 6 juta pemilih baru, termasuk lebih dari 1,2 juta pemilih berusia 18 hingga 21 tahun yang baru mendapat hak ikut pemilu setelah undang-undang menurunkan usia pemilih. Beberapa politisi telah menggunakan TikTok dan merekrut influencer media sosial untuk menyasar basis pemilih muda.
Pemungutan suara bersifat opsional bagi 21,1 juta warga Malaysia yang berhak memilih, meningkat 40% dibandingkan tahun24 tahun 2018. Lebih dari 9.000 pusat pemungutan suara, terutama sekolah dan pusat komunitas, akan dibuka selama 10 jam. Penghitungan suara akan dimulai setelah TPS ditutup, dengan hasil diharapkan pada malam yang sama.
Minimal 112 dari 222 kursi parlemen diperlukan untuk mencapai mayoritas. Tiga dari 13 negara bagian Malaysia secara bersamaan akan mengadakan pemilihan lokal, meskipun beberapa negara bagian menunda pemilihan lokal hingga 2023 untuk menghindari musim hujan akhir tahun. Musim hujan, yang sering kali membawa bencana banjir, telah menimbulkan kekhawatiran atas jumlah pemilih. Sekitar 3.000 orang telah mengungsi, dan badai diperkirakan terjadi di beberapa bagian negara itu pada hari pemilihan.
Pemerintah Malaysia mengumumkan libur dua hari mulai Jumat -- sebuah langkah yang mereka harap akan memfasilitasi pemungutan suara serta meredakan kemarahan terhadap UMNO karena telah memaksakan pemilu dini.
hp/ts (rtr, ap)