Pernikahan Massal Aliran Gereja "Moonie"
13 Februari 2014Ribuan anggota gereja persatuan di Korea Selatan melakukan pernikahan massal hari Rabu (12/02/13). Ini adalah pernikahan massal ke dua yang dilakukan setelah kematian imam sekaligus pendiri sebuah gereja kontroversial- Sun Myung Moon.
Sekitar 2500 orang berpakaian sejenis dan berkebangsaan campuran ikut serta dalam upacara pernikahan tersebut yang berlangsung di Gapyeong, di timur kota Seoul. Prosesi pernikahan massal ini dipimpin oleh janda Sun Myung Moon, Hak Ja Han.
Kisah awal pernikahan massal
“Moonie” adalah julukan yang diberikan orang kepada para anggota pengikut gereja kontroversial yang didirikan oleh- Sun Myung Moon . Para pengeritik aliran ini menyebut pernikahan massal yang telah diadakan gereja tersebut sebagai bukti dari dukungan terhadap aliran sesat. Sung Myung Moon meninggal bulan September tahun 2012 di usia 92 tahun. Ia meninggal akibat radang paru-paru. Pada para pengikutnya Sun Myung Moon mengajarkan bahwa asmara romantis bisa mengarah pada pergaulan bebas, ketidakserasian pasangan dan masyarakat yang disfungsional.
Pernikahan massal ini sudah ada sejak awal tahun 1960-an. Pada awalnya pernikahan ini hanya melibatkan beberapa lusin pasangan, akan tetapi bertahun-tahun kemudian jumlahnya jadi berlipat ganda. Tahun 1997, ada sekitar 30.000 pasangan yang mengikat janji di Washington. Dua tahun kemudian, ada sekitar 21.000 orang pasangan memenuhi stadion olimpiade di Seoul untuk mengikat janji.
Hampir semua pasangan tersebut dijodohkan sendiri oleh Sun Myung Moon. Banyak dari pasangan-pasangan tersebut yang melakukan pernikahan hanya beberapa jam setelah bertemu untuk pertama kalinya dan pilihan Sun Myung Moon yang lebih senang terhadap pernikahan lintas budaya dan pernikahan internasional adalah isyarat bahwa pasangan-pasangan tersebut sering kali tak memiliki kesamaan bahasa.
Beberapa tahun belakangan tanggung-jawab perjodohan telah diambil alih oleh orang tua, akan tetapi banyak dari anggota gereja yang melakukan pernikahan pada hari Rabu tersebut, telah memilih untuk dijodohkan beberapa hari sebelumnya pada saat diadakannya upacara pertunangan yang dipimpin oleh Hak Ja Han.
Tak menyesali perjodohan
Pengantin laki-laki asal Korea “Kim Jeong-Rae”mengakui bahwa komunikasi dengan pasangannya yang berasal dari Filipina –setidak-tidaknya untuk sekarang- cukup terbatas. “Saya hanya bisa berbicara sedikit bahasa Inggris,” kata Kim. “Saya bisa mengerti, tapi tak bisa berbicara bahasa Inggris dengan baik. Saya mendengarkan dia dan berbicara sedikit demi sedikit,” lanjutnya.
Sementara itu, seorang pengantin perempuan yang berasal dari Italia, Carmen Ritizzi yang saat itu berdiri bersama pasangannya yang berasal dari Jerman, mengatakan, teman-temannya yang ada di Italia mengaku tak khawatir dengan keputusannya untuk melakukan pernikahan seperti ini. “Saya harus mengatakan bahwa teman-teman saya cukup terbuka dengan hal ini,“ kata Carmen. “Ya, mungkin kami bisa saja berpikir bahwa orang-orang bisa saja bereaksi seperti: oh, Tuhan mengapa kamu melakukan hal seperti ini? Tapi pada akhirnya, orang-orang tersebut bereaksi terbuka dan ramah,“ katanya menambahkan.
Mereka yang memutuskan untuk dijodohkan oleh gereja harus mengkonfirmasi dibawah sumpah bahwa mereka masih perawan dan setelah menikah pasangan tersebut harus menahan diri untuk tidak melakukan hubungan sex selama paling sedikit 40 hari.
Para pengeritik mencela Sun Myung Moon sebagai orang yang telah mencuci pikiran para anggota di gerejanya. Ajaran gereja persatuan Sun Myung Moon berdasar pada ajaran Alkitab akan tetapi dengan sebuah interpretasi baru. Sung Myung Moon melihat dirinya sebagai penyempurna misi Yesus yang belum selesai, yakni misi untuk mengembalikan manusia pada keadaan murni tanpa dosa. Aliran ini mengklaim telah mempunyai sekitar 3 juta pengikut, akan tetapi para ahli mengatakan anggota intinya jauh lebih sedikit.
asb/hp (afp,ape)