Ukraina Terancam Bangkrut
24 Februari 2014Parlemen Ukraina melanjutkan sidang istimewa hari Senin (24/02) setelah mencopot Viktor Yanukovych dari jabatan presiden dan menetapkan Ketua Parlemen Oleksandr Turchynov sebagai pejabat presiden interim.
Kekerasan di Ukraina berhasil dihentikan setelah Presiden Yanukovych meninggalkan Kiev akhir minggu tanpa tujuan jelas. Ia diduga bersembunyi di kawasan timur.
Di hadapan sidang parlemen, Turchynov memperingkatkan, setelah mengalami krisis politik selama tiga bulan, Ukraina kini bergerak menuju kehancuran ekonomi, jika tidak ada bantuan segera. Turchynov berjanji secepatnya membentuk pemerintahan transisi.
Uni Eropa dan Amerika Serikat disela-sela pertemuan G20 di Australia menerangkan, akan membantu pemerintahan transisi di Ukraina. Pejabat luar negeri Uni Eropa Ctaherine Ashton hari Senin berangkat ke Kiev untuk membahas "langkah-langkah mengembalikan stabilitas ekonomi".
Menteri Keuangan AS Jack Lew mendesak pemerintahan transisi di Ukraina agar segera berunding dengan Dana Moneter Internasional IMF untuk mendapat paket bantuan pengamanan ekonomi.
Menteri luar negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier memperingatkan, jika Ukraina bangkrut, hal itu akan punya dampak besar bagi Rusia maupun Uni Eropa.
Ukraina tahun ini harus membayar angsuran utang senilai 13 miliar dolar. Presiden interim Turchynov mengatakan, Yanukovych "sudah menghancurkan Ukraina". Ia menyatakan negaranya siap melakukan dialog dengan Rusia, tapi integrasi ke Eropa "akan menjadi prioritas".
Hindari perpecahan
Kalangan pengamat khawatir akan terjadi perpecahan antara Ukraina barat yang pro Eropa dan kawasan timur yang pro Rusia. Penasehat keamanan AS Susan Rice menyatakan, baik Amerika maupun Rusia tidak ingin ada perpecahan di Ukraina.
Presiden interim Oleksandr Turchynov menerangkan di hadapan parlemen, Kiev ingin melakukan dialog dengan Moskow "dalam sebuah hubungan bertetangga yang baru berdasarkan prinsip kesetaraan".
Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan, Moskow tetap akan membantu Ukraina melakukan transisi politik. Ia berjanji akan bekerjasama dengan Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Situasi dramatis
Perubahan dramatis selama akhir minggu ditandai dengan pembebasan tokoh oposisi dan bekas perdana menteri Yulia Tymoshenko. Dalam pidato di depan ribuan massa yang bekumpul di Kiev, Tymoshenko mengatakan bakal mencalonkan diri dalam pemilihan presiden yang akan dilangsungkan 25 Mei mendatang.
Setelah Viktor Yanukovych meninggalkan Kiev bersama pengawal pribadinya, semua institusi keamanan di Ukraina, termasuk pasukan khusus Berkut yang ditakuti, menyatakan mendukung pemerintahan transisi dan akan bekerjasama menjaga ketertiban.
Eskalasi kekerasan di Ukraina mencapai puncaknya hari Kamis lalu setelah terjadi bentrokan keras antara polisi dan demonstran yang mengakibatkan puluhan orang tewas.
Aksi protes protes di Ukraina meluas akhir November lalu, setelah Presiden Yanukovych membatalkan perjanjian kerjsama dengan Uni Eropa dan memilih menerima bantuan dari Rusia.
hp/ab (afp, rtr,dpa)