Peringatan WHO: Sirup Batuk India di Irak 'Terkontaminasi'
8 Agustus 2023Badan Kesehatan Dunia WHO hari Senin (7/8) mengeluarkan peringatan global tentang sirup obat batuk buatan India yang disebut Cold Out, yang dijual di Irak. Cairan obat itu ditemukan terkontaminasi racun.
"Batch produk di bawah standar tidak aman, dan penggunaannya, terutama pada anak-anak, dapat menyebabkan cedera serius atau kematian," kata peringatan tersebut. Ini adalah peringatan kelima yang dikeluarkan WHO terhadap pabrikan obat India dalam 10 bulan terakhir.
Sirup itu diproduksi oleh Laboratorium Fourrts di India untuk Dabilife Pharma dan mengandung kontaminan lebih tinggi dari tingkat yang dapat diterima, kata WHO.
Namun Bala Surendran, wakil presiden perusahaan, mengatakan kepada portal berita Bloomberg bulan lalu bahwa produksi obat itu telah disubkontrakkan ke perusahaan lain, dan perusahaannya tidak menemukan racun dalam sampel yang telah mereka tinjau.
Waspada terhadap racun dan efeknya
WHO mengatakan, batch sirup yang ditemukan di Irak mengandung 0,25% dietilen glikol dan 2,1% etilen glikol. Batas keamanan yang dapat diterima untuk keduanya adalah hingga 0,10%.
WHO menambahkan, produsen dan pemasar obat itu belum memberikan jaminan kepada WHO atas keamanan dan kualitas produk tersebut.
Menurut WHO, "efek toksik" dari sirup antara lain "sakit perut, muntah, diare, ketidakmampuan untuk buang air kecil, sakit kepala, perubahan kondisi mental dan cedera ginjal akut yang dapat menyebabkan kematian."
Portal berita Bloomberg melapaorkan, Kementerian Kesehatan India telah mengumumkan bahwa setelah obat tersebut gagal dalam tes terpisah yang dilakukan di Irak, produk tersebut sekarang disita dari pasar.
India menghadapi serangkaian peringatan medis
Tahun lalu, sirup obat batuk yang dibuat oleh Maiden Pharmaceuticals di India dikaitkan dengan kematian sedikitnya 89 anak di Gambia dan Uzbekistan. Otoritas India juga menemukan racun dalam sirup obat batuk buatan Riemann Labs, yang dikaitkan dengan kematian anak-anak di Kamerun.
Pada bulan Maret, Marion Biotech, yang mengekspor sirup obat batuk ke Uzbekistan, kehilangan lisensinya dan beberapa karyawannya ditahan setelah 18 anak meninggal akibat produk tersebut.
Harian Indian Express melaporkan, tahun ini India mengamanatkan pengujian sirup obat batuk sebelum ekspor untuk mencegah kejadian-kejadian fatal seperti itu.
(hp/as)