Perempuan Saudi Ini Belajar Mengemudi Harley Davidson
Menjelang diberlakukannya dekrit kerajaan, perempuan Arab Saudi berbondong-bondong menyambangi kursus mengemudi. Termasuk Maryam Ahmed yang berambisi menjadi perempuan pertama yang mengendarai sepeda motor.
Belajar Hingga ke Jiran
Perempuan Arab Saudi tidak menunggu hingga dekret kerajaan yang membolehkan perempuan mengemudi mobil berlaku. Sebagian mulai berlatih di negeri jiran agar bisa secepatnya menikmati kebebasan baru tersebut. Salah seorangnya adalah Maryam Ahmed yang mencintai sepeda motor.
Perempuan Pertama di Roda Dua
Maryam yang juga menggemari olahraga menyelam dan karate ingin menjadi perempuan pertama yang mengendarai sepeda motor di Arab Saudi. Tidak tanggung-tanggung, dia memilih jenis sepeda motor berbobot paling berat, yakni Harley Davidson. "Sejujurnya saya agak ragu tentang apa yang akan dikatakan orang tentang olahraga ini, karena biasanya cuma diperbolehkan buat laki-laki," ujarnya.
Dukungan Keluarga
Dia lalu menyebrang ke Bahrain untuk mengambil kursus berkendara. "Setelah mengendarai motor, saya mendapat banyak komentar positif dari orang-orang di sekitar saya, terutama teman-teman. Keluarga saya malah mendorong saya melakukan apapun yang saya gemari," imbuhnya lagi.
Kebebasan Menjadi Celah Bisnis
Euforia berkendara saat ini sedang melanda perempuan Arab Saudi. Sejumlah universitas perempuan juga sudah menawarkan kursus mengemudi. Perusahaan dan produsen kendaraan melirik celah bisnis dan mulai aktif menebar iklan untuk menyambut kehadiran konsumen baru, seperti Maryam Ahmed.
Perempuan di Kehidupan Publik
Reformasi yang digulirkan kerajaan Arab Saudi antara lain mendorong perempuan untuk lebih terlibat di arena olahraga. Tidak hanya kendaraan bermotor, perempuan mulai diizinkan mengunjungi stadion olahraga atau bahkan membuka sasana tinju sendiri. Khusus untuk perempuan yang ingin belajar berkendara, sekolah mengemudi pertama juga sudah dibuka di kota Riyadh.
Modernisasi Demi Masa Depan
Dekrit kerajaan yang mengizinkan perempuan berkendara baru akan berlaku bulan Juni mendatang. Keputusan itu mengakhiri praktik diskriminasi gender yang meluas. Reformasi di Arab Saudi melekat pada sosok Pangeran Mohammed bin Salman yang didapuk sebagai putera mahkota. Ia ingin memodernisasi negerinya untuk mempersiapkan Arab Saudi setelah era kejayaan minyak bumi berakhir. (rzn/hp: rtr, gulfnews)