Perdamaian Dunia Semakin Rumit
3 Februari 2012Sekitar 350 tokoh politik dan pakar dari 60 negara menghadiri Konferensi Keamanan München yang dibuka hari Jumat (03/02) di München, Jerman. Para peserta tampaknya tidak kekurangan bahan pembicaraan yang bersifat aktual. Misalnya di New York, Dewan Keamanan PBB berjuang untuk meloloskan resolusi mengutuk kekerasan di Suriah.
Di Mesir demonstran kembali terlibat dalam bentrokan dengan polisi, konflik program nuklir Iran kembali hangat, dan dari Teheran ancaman-ancaman semakin gencar. Belum lagi pertikaian yang semakin marak dengan Rusia menyangkut sistem penangkis rudal NATO di Eropa serta kebingungan yang melanda NATO terkait strategi di Afghanistan.
Konferensi Keamanan München yang berlangsung tiga hari itu dibuka hari Jumat (03/02) oleh Menteri Pertahanan Jerman, Thomas de Maizière dan kelihatan benar-benar seperti sebuah pertemuan darurat. Pemain utamanya adalah Amerika Serikat dan Rusia yang antara lain diwakili oleh Menlu AS Hillariy Clinton dan Menhan AS Leon Panetta, sementara Rusia diwakili oleh Menlu Sergej Lavrov dan Wakil Perdana Menteri Dmitry Rogosin.
Terobosan usai pembicaraan Clinton dan Lavrov?
Suriah menjadi sorotan penting mengingat kekerasan yang masih berlangsung terhadap demonstran damai di negeri itu. Hingga kini sekitar 6000 orang tewas dalam bentrokan dengan aparat keamanan, karena itu intervensi PBB dalam konflik ini sangat diharapkan. Dua upaya untuk meloloskan resolusi terkait di DK PBB ditolak Rusia yang memiliki hak veto. Bersamaan dengan digelarnya konferensi di München ini, sebuah rancangan resolusi baru diajukan di DK PBB di New York. Kesepakatan mengenai resolusi itu diharapkan dapat dicapai melalui terobosan usai pembicaraan Clinton dan Lavrov di München yang dijadwalkan hari Sabtu ini (4/2).
Tema penting lainnya adalah rencana untuk menempatkan penangkal rudal NATO di Eropa yang ditujukan terutama untuk menangkis serangan dari negara-negara seperti Iran. Namun Rusia juga merasa terancam. Menjelang konferensi, Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin mengatakan: "Melihat kondisi saat ini kelihatannya jelas bahwa sistem penangkis rudal ditujukan untuk menetralisasikan potensi senjata nuklir Rusia."
Iran absen tahun ini
Meskipun demikian, dalam pidato pembukaannya pada Konferensi Keamanan di München, Menhan Jerman, Thomas de Maizière yakin bahwa Moskow selambatnya sampai KTT NATO bulan Mei depan, akan ikut dalam program penangkis rudal.
Menyangkut Iran, spekulasi mengenai serangan militer Israel terhadap negeri itu semakin ramai dibicarakan. Menurut harian "Washington Post" Menhan AS Panetta menyebut adanya dugaan kuat bahwa Israel akan menyerang Iran bulan April, Mei atau Juni. Reaksi dari Teheran cukup ramai. Pemimpin spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei hari Jumat (3/2) mengancam AS dan Israel. Tahun ini Iran tidak mengirimkan wakilnya ke konferensi di München.
Afghanistan dan Mesir masih tanda tanya
Isu Afghanistan juga tak kalah penting. NATO saat ini kebingungan, setelah Panetta mengirimkan sinyal kemungkinan percepatan penarikan pasukan internasional ISAF dari Afghanistan menjadi akhir tahun 2013. Perancis kini juga hendak menarik dini pasukannya. NATO awalnya menetapkan berakhirnya operasi tempur akhir 2014.
Sedangkan krisis di Mesir dalam pembicaraan Konferensi di München kali ini dibayangi oleh aksi protes dengan kekerasan terhadap pemerintahan militer di negeri itu. Untuk pertama kalinya tema perubahan di sejumlah negara Arab secara resmi dicantumkan dalam agenda konferensi. Sejumlah pemimpin pemerintahan dari wilayah ini juga hadir, misalnya dari Tunisia dan Qatar, serta Mendagri dari Libya dan Menlu Mesir.
Christa Saloh-Foerster/dpa/afpd/rtre
Editor: Carissa Paramita