Peraturan Kuota Penangkapan Ikan
7 Februari 2013Orang Jerman menyukai ikan salem Alaska, dan juga ikan haring serta ikan tongkol. Setiap orang Jerman rata-rata mengkonsumsi sekitar 15 kilo ikan per tahun. Demikian menurut hasil studi organisasi perlindungan lingkungan WWF. Namun kehidupan ikan yang digemari banyak orang dan disarankan para ahli pangan untuk disantap itu, kini terancam. Cadangan 47 persen ikan yang hidup di Atlantik dan 90 persen di Laut Tengah dianggap terkuras.
Pakar perikanan Thilo Maack dari organisasi perlindungan alam Greenpeace mengatakan kepada Deutsche Welle bahwa akibat dari penangkapan ikan yang berlebihan cukup dramatis. Semakin banyak ikan dari laut-laut yang lokasinya jauh diimpor ke Eropa. Misalnya ikan dari Laut Bering di antara Alaska dan Rusia. Ini mengganggu sistem ekologi. Pasar-pasar Afrika akan ambruk jika kapal-kapal Uni Eropa (UE) kini juga mencari ikan di perairan Afrika, lalu mengekspornya ke negara-negara di benua tersebut.
40 persen ikan dibuang ke laut
Uni Eropa sekarang ingin mengakhiri penangkapan ikan yang berlebihan. Hasil penelitian ilmiah akan menentukan, ikan apa yang akan terkena kuota dan berapa besar kuotanya. Pembuangan ikan tangkapan sampingan (by-catch) ke laut juga akan dikurangi secara bertahap, dan mulai 2017 akan dilarang. Pasalnya, hingga kini sekitar 40 persen ikan dibuang kembali ke laut untuk memenuhi persyaratan kuota. Juga "ikan dan hewan laut tangkapan sampingan yang tidak diinginkan" dan dinilai sebagai tidak berharga, dilempar kembali ke laut. Padahal kebanyakan dari ikan tersebut sudah mati.
Ini merupakan keberhasilan besar dalam perang melawan penangkapan ikan yang berlebihan di laut dan merupakan langkah sangat penting bagi "perikanan UE yang berkelanjutan", ujar Thilo Maack. Kebijakan tersebut diharapkan dapat mencegah ancaman terkurasnya ikan tertentu, misalnya ikan kod Laut Utara.
Perlu peningkatan riset untuk perbaikan jala
Pakar lingkungan terutama mengharapkan adanya pengembangan ilmiah menyangkut perikanan yang mengarah pada penghentian by-catch: "Untuk mengurangi by-catch dan suatu waktu melarangnya diperlukan jala yang tidak mematikan ikan-ikan." Jadi setelah dipilah, ikan tangkapan sampingan itu bisa dikembalikan ke laut karena masih hidup.
Maack menyinggung beberapa kasus, misalnya untuk pengkapan satu kilo ikan sole (lidah) dari Laut Utara terdapat ikan tangkapan sampingan sejumlah 12 kilo. "Karena itu, larangan pembuangan by-catch akan memaksa para nelayan untuk mengembangkan metode penangkapan lain."
Ikatan Organisasi Perikanan sambut baik kebijakan baru
Cukup banyak yang akan terkena peraturan ini: sekitar 84.000 kapal UE beroperasi di laut-laut. Sekitar 1600 dari kapal itu berasal dari Jerman. Demikian menurut kementrian pertanian. Secara keseluruhan, sekitar 40.000 orang bekerja dalam sektor ini di Jerman. Ikatan Organisasi Perikanan Jerman melihat positif rencana perubahan ini.
Claus Ubl yang bertanggung jawab untuk urusan media mengatakan kepada DW: "Tujuan utama adalah penghindaran tangkapan sampingan. Pencegahan itu dimulai di laut dan tidak setelah tangkapan sudah terjebak di jala." Ia juga menginginkan pengembangan kualitas jala dan mengatakan, sudah banyak penangkapan ikan dengan by-catch dalam jumlah kecil.
Secara umum Claus Ubl melihat Eropa menuju jalan yang benar: "2007 UE menemukan bahwa terjadi penangkapan yang berlebihan pada 94 persen cadangan. Tahun lalu jumlah menurun menjadi 47 persen." Bila cadangan meningkat, sektor perikanan jugalah yang akan mengambil keuntungan, karena kuota penangkapan akan dinaikkan.
Perdebatan alot
Pakar Greenpeace Maack terutama mengharapkan munculnya perubahan sikap yang meluas. "Kami ingin perubahan paradigma dalam perikanan. Kami ingin perikanan yang berskala kecil, cermat dan regional, di mana ikan yang misalnya ditangkap di perairan Schleswig-Holstein juga dipasarkan di Schleswig-Holstein." Pihak yang beroperasi paling berkelanjutan juga akan mendapat keuntungan yang paling banyak.
Namun, sebelum perubahan mendasar dapat dimulai, Dewan Menteri UE harus menyetujui peraturan perikanan baru itu. Diperkirakan akan terjadi perdebatan besar, sebab ada negara UE yang merasa bahwa rencana Komisi UE dan Parlemen itu melangkah terlalu jauh.