Perang Kosovo
Pusat kota Pristina
Pristina, Ibukota Kosovo. Ketika Jugoslavia masih berdiri, gedung berbentuk tenda, di sebelah kiri foto, menyandang nama pahlawan Serbia dan Albania, yang berperang melawan tentara pendudukan dalam Perang Dunia ke-2. Sejak dimulainya perang antara Albania dan Serbia untuk memperebutkan Kosovo, gedung ini berganti nama menjadi Istana Olahraga.
Orang Hilang
Pritinia sudah membenahi kembali kotanya yang rusak akibat perang. Dan ibukota Kosovo ini bangkit berusaha untuk menampilkan diri sebagai sebuah kota metropolitan baru yang modern. Hanya potret-potret 1.500 orang Albania yang masih hilang, yang digantungkan di depan pusat gedung pemerintahan, yang masih mengingatkan akan perang yang terjadi di kawasan ini.
Perpustakaan Nasional
Kosovo memiliki rata-rata penduduk termuda di Eropa. Sekitar 60 persen warga Kosovo berusia di bawah 35 tahun. Banyak kaum muda datang ke Pristina untuk berkuliah di kota ini. Gedung perpustakaan universitas, yang sekarang bernama Perpustakaan Nasional merupakan lambang ibukota Kosovo, Pristina.
Gereja Serbia yang Terbakar
Hanya 100 meter dari Perpustakaan Nasional, di atas lahan yang direncankan akan dibuat taman, berdiri sebuah gedung setengah jadi. Gedung ini dibangun sebelum Perang Kosovo oleh pemerintah Serbia sebagai pusat Gereja Ortodoks. Gedung gereja ini terbakar lima tahun lalu dalam sebuah demonstrasi anti Serbia yang berujung kerusuhan.
Penganut Agama Islam
35 gereja dan biara Serbia di wilayah Kosovo menjadi korban kerusuhan bulan Maret tahun 2004. Dalam peperangan pada tahun 1999, polisi dan tentara Serbia menghancurkan sekitar 100 mesjid. Mayoritas warga Albania adalah penganut agama Islam, hanya sebagian kecil saja yang beragama Katolik. Mesjid agung (foto) ini terletak di pusat ibukota, tidak jauh dari Jalan UCK.
Tugu Peringatan Pejuang UCK
Setelah bertahun tahun melakukan upaya mencapai kemerdekaan lewat jalur politik, akhirnya pada tahun 1997 pejuang Tentara Pembebasan Kosovo (UCK) mengangkat senjata untuk merebut kemerdekaan wilayah Kosovo dari Serbia. Kekerasan perang meningkat pada tahun 1998, satu tahun kemudian Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) melancarkan serangan udara terhadap Serbia. Untuk menghormati pejuang UCK yang tewas, dibangun banyak tugu-tugu, seperti tugu pahlawan di kota Rrizren ini.
Ketenangan dalam Ketegangan Etnis
Prizren, yang terletak di sebelah selatan Kosovo, merupakan kota yang multi etnis. Selain orang Albania, di kota ini juga bermukim orang Turki, orang Rom, orang Askhali dan orang Serbia. Kemiskinan terasa di kota ini. Lebih dari 40 persen penduduk kota ini adalah pengganggur. Banyak dari mereka mencari nafkah sebagai penyemir sepatu, yang juga sekaligus segagai ‘pusat informasi’ kehidupan di kota Prizren.
Kekurangan Listrik
Prizren terletak di tebing yang terjal dengan jalan-jalannya yang indah. Meskipun kabel listrik bergelantungan memenuhi langit-langit kota, akan tetapi penghuni kota ini sering mengalami kekurangan listrik. Kosovo memiliki banyak batubara, tetapi karena pembangkit tenaga listrik sangat tua, kebutuhan listrik sama sekali tidak bisa dipenuhi.
Pengungsian – Setelah Perang
Di bagain barat Kosovo, di kaki Gunung Rugove, terletak kota Istog, yang beberapa dasawarsa merupakan wilayah multi etnis. Bahkan orang Albania penganut Katolik pun bertempat tinggal di sini. Namun sesudah Perang Kosovo kebanyakan orang Serbia, yang berjumlah sekitar 200.000, melarikan diri ke daerah-daerah lain.Rumah yang mereka tinggalkan, seperti misalnya di desa Sinaje, terbakar.
Insiden Kekerasan
Mitrovica yang terletak di tepe Sungai Ibar, di utara Kosovo merupakan kota yang terdiri dari dua bagian. Di tepi selatan bermukim orang Albania, di tepi utara tinggal orang Serbia. Masih ada sedikit orang Albania yang bertahan bertahan di bagian utara kota Mitrovica. Konflik antara etnis sering menyebabkan insiden terajadi di situ. Dalam insiden terakhir, beberapa toko Albania terbakar.
Monumen Pemisahan
Jembatan utama di Mitrovica, yang menjadi simbol negatif pemisahan warga Albania dan Serbia di Kosovo. Hampir tak seorangpun setiap harinya terlihat melintasi jembatan ini. Bahkan polisi juga lebih memilih untuk tetap diam di dalam pos jaga mereka.
Ibukota yang Ramai
10 tahun setalah perang berakhir, Pristina sudah terlihat menjadi kota yang ramai. Di pelosok kota dibangun rumah-rumah baru, seperti di dekat gelanggang sepakbola tua ini. Walaupun krisis keuangan global sedang melanda dunia, pemerintah Kosovo menjanjikan pertumbuhan ekonomi sebesar lima persen.