Peneliti Ungkapkan Olahraga Manfaatnya Ibarat Antidepresan
15 September 2023Invictus Games diadakan dua kali dalam setahun. Ini adalah kompetisi berbagai ajang olahraga untuk prajurit dan veteran yang terluka dan atau sakit. Tahun ini, Invictus Games mendatangkan lebih dari 5.000 peserta dari 21 negara ke Düsseldorf.
Banyak dari para peserta dilaporkan mengalami masalah kesehatan mental seperti stres pascatrauma, depresi, dan kecemasan, yang sering kali dapat menurunkan kualitas hidup dan menyebabkan penyakit lebih lanjut. Psikoterapi dan obat antidepresan, yang selama ini menjadi pendekatan paling umum untuk mengobati depresi, tidak selalu efektif.
Terapi elektrokonvulsif terkadang digunakan untuk depresi berat atau yang resistan terhadap pengobatan. Elektrokonvulsif adalah prosedur yang melibatkan pengiriman arus listrik dalam jumlah kecil melalui otak. Ini adalah pengobatan yang sangat efektif dalam banyak kasus, meskipun juga dianggap sebagai intervensi besar dan dilakukan dengan anestesi.
Pilihan pengobatan berbasis bukti
Terapi antidepresi sering kali dikombinasikan dengan olahraga. Didukung oleh penelitian, terapis telah lama melaporkan bahwa olahraga dapat melengkapi terapi depresi. Kini, ada yang bertanya apakah olahraga saja cukup bagi sebagian pasien untuk mengatasi depresi.
Jika demikian, pasien tidak lagi harus bergantung pada konseling yang bisa memakan waktu bertahun-tahun. Pasien juga mungkin tidak lagi perlu mengonsumsi antidepresan. Keuntungannya jelas: Tidak ada efek samping, kecuali mungkin cedera olahraga seperti pergelangan kaki terkilir dan nyeri otot.
Para peneliti dari Departemen Ilmu Olah Raga dan Kesehatan Universitas Potsdam di Jerman bekerja sama dengan para peneliti dari Australia, Belgia, Inggris, Swedia, dan Brasil secara sistematis mengkaji ulang 41 studi tentang olahraga dan depresi untuk meta-analisis yang diterbitkan pada bulan Februari di British Journal of Sports Medicine.
Para penulis menyimpulkan bahwa olahraga dapat menawarkan "pilihan pengobatan lebih lanjut berdasarkan bukti untuk sejumlah besar individu dengan depresi yang tidak diobati, termasuk individu yang menolak atau tidak dapat mentoleransi pengobatan dan/atau psikoterapi."
Namun, mereka menambahkan bahwa "mengingat heterogenitas yang tinggi dan sebagian besar sampel penelitian yang disertakan berjumlah kecil dan terpilih, hal ini memerlukan keputusan individu yang melibatkan dokter yang merawat untuk menentukan apakah dan kondisi olahraga mana yang merupakan pilihan optimal sekaligus mengenali potensi sinergis efek olahraga dalam mengelola kesehatan fisik dan kesehatan mental."
Olahraga sama seperti endorfin
Aktif melakukan olahraga apa pun seperti jogging, bersepeda, atau yoga dapat memicu pelepasan endorfin, atau hormon perasaan senang, di otak. Ini dapat membantu meringankan depresi dan perubahan suasana hati.
Selain itu, olahraga terbukti mengurangi stres pada orang yang mengalami depresi dan orang yang tidak mengalaminya. Olahraga juga dikaitkan dengan peningkatan kualitas tidur. Hal ini juga dapat membantu meringankan depresi, mengalihkan perhatian dari pikiran negatif dan memusatkan perhatian pada sensasi positif.
Ditambah lagi, olahraga juga dapat meningkatkan fungsi otak. Olahraga terbukti meningkatkan neuroplastisitas, atau kemampuan otak untuk beradaptasi terhadap rangsangan atau informasi baru. Orang dengan depresi sering kali mengalami penurunan neuroplastisitas yang parah. Berolahraga intensif secara teratur dapat memberikan kesempatan bagi penderita depresi yang tidak ingin mengonsumsi antidepresan untuk mengurangi efek gangguan tersebut.
(ae/as)