Penduduk Santap Harimau Sumatera Yang Terancam Punah
9 Maret 2016Penduduk desa di Sumatera Utara menangkapharimau Sumatera yang terjebak dalam perangkap binatang, demikian kata salah seorang pejabat konservasi hari Rabu (09/03).
Harimau itu masuk perangkap babi yang dibuat oleh penduduk desa di Tapanuli Utara hari Senin (07/03) lalu dan terluka.
Warga membuat perangkap babi karena babi hutan sering merusak tanaman mereka, kata Ir. John Kennedy, Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Sumatera Utara.
Warga setempat kemudian membunuh harimau tersebut dan menolak permintaan polisi untuk menyerahkan tubuhnya sebagai bukti pembunuhan binatang itu. Kennedy menjelaskan, membunuh binatang yang terancam punah bisa diancam hukuman hingga lima tahun penjara.
"Menurut tradisi lokal, makan daging harimau akan memberi mereka keberanian untuk pergi ke ladang mereka," kata John Kennedy.
Saat ini tinggal sekitar 400 harimau yang masih berada di alam liar di Sumatera, menurut kelompok perlindungan alam WWF.
Perusakan hutan dan perburuan liar bisa mendorong kepunahan harimau seperti yang terjadi di Jawa dan Bali, kata WWF.
Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) merupakan satu dari enam sub-spesies harimau yang masih bertahan hidup hingga saat ini dan termasuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah.
Belum ada keterangan, apa yang akan dilakukan aparat penegak hukum selanjutnya.
Berikut ciri-ciri Harimau Sumatera menurut keterangan WWF:
- Harimau Sumatera memiliki tubuh yang relatif paling kecil dibandingkan semua sub-spesies harimau yang hidup saat ini.
- Jantan dewasa bisa memiliki tinggi hingga 60 cm dan panjang dari kepala hingga kaki mencapai 250 cm dan berat hingga 140 kg. Harimau betina memiliki panjang rata-rata 198 cm dan berat hingga 91 kg.
- Warna kulit harimau Sumatera merupakan yang paling gelap dari seluruh harimau, mulai dari kuning kemerah-merahan hingga oranye tua.
hp/ap (dpa, WWF)