Pencalonan Abdullah Gül Sebagai Presiden Turki
21 Agustus 2007Menurut undang-undang Turki, jika pada putaran kedua kandidat presiden tidak mencapai dua pertiga mayoritas, maka akan dilakukan pemilihan putaran ketiga di parlemen, yang ditentukan dengan mayoritas biasa. Tidak ada yang meragukan, bahwa Abdullah Gül yang dicalonkan AKP akan mencapai mayoritas yang diperlukan. Harian Inggris Times menulis:
„Terpilihnya menteri luar negeri Abdullah Gül sebagai presiden baru Turki hanya soal waktu. Tapi yang menentukan bagi warga Turki dan juga bagi negara-negara tetangga adalah: apakah militer akan menerima hasil pemilihan presiden itu? Militer memang masih merupakan institusi yang paling populer di Turki dan paling dipercaya rakyat. Pihak militer sampai kini meyakini perannya sebagai penjaga warisan pendiri Turki Mustafa Kemal Atatürk dan sebagai penjamin adanya pemisahan negara dan agama. Tetapi dengan kemenangan besar Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan dan dengan munculnya peringatan dari Amerika Serikat dan Uni Eropa kepada pihak militer, intervensi militer kali ini akan merupakan kesalahan besar. Karena itu, pimpinan militer kelihatannya sudah mengambil keputusan untuk tidak main api dan melihat dulu bagaimana Gül bertindak sebagai presiden.“
Harian Luxemburg Luxemburger Wort berkomentar:
„Pada pemilihan putaran pertama di Parlemen Turki, Abdullah Gül memang gagal terpilih sebagai presiden. Juga pada putaran kedua ia akan gagal. Tapi pada putaran ketiga 28 Agustus mendatang, mayoritas sederhana sudah cukup baginya. Partai konservatif AKP dengan 276 kursi di parlemen tidak akan punya kesulitan mencapai suara yang dibutuhkan. Prosedur pemilihan presiden yang sedang berlangsung saat ini menunjukkan perubahan mengesankan menuju demokrasi. Bulan April lalu pimpinan militer masih mengancam akan melakukan intervensi untuk menghentikan Gül. Tapi dalam pemilu parlemen yang lalu, AKP menang telak. Adanya aksi massal yang mendukung sekularisme di Turki merupakan peringatan bagi Abdullah Gül, bahwa sebagai presiden, ia wajib mengemban nilai-nilai ideal Atatürk.“
Tema lain yang tetap jadi sorotan harian-harian di Eropa adalah guncangan bursa saham internasional. Harian Italia La Reppublica menulis:
„Krisis di bursa dan pasar uang internasional yang ditimbulkan oleh balon spekulasi di pasar perumahan Amerika Serikat sekarang mengancam kondisi ekonomi riil dan bisa menyebabkan konsumsi terus turun. Ini adalah kekhawatiran yang diimpor Eropa dari seberang Atlantik. Memang belum ada perkiraan resmi, tapi dampak krisis ini bisa mempengaruhi prediksi pertumbuhan ekonomi nasional.“
Harian Austria Der Standard yang terbit di Wina berkomentar:
„Orang bisa saja berpendapat, kekuatan ekonomi pasar sebaiknya dibiarkan saja bekerja. Maksudnya, pelaku pasar yang memang melakukan kesalahan, biar saja bangkrut. Tetapi jika eksistensi bank-bank serius terancam karena aksi beberapa broker di Wall Street yang mengejar untung sebesar-besarnya, akhirnya negara harus membantu. Pertanyaannya: apakah aksi pengucuran uang atau penurunan bunga kredit memang langkah yang baik dalam jangka panjang? Atau itu nantinya malah akan mengakibatkan inflasi, yang justru tidak sehat bagi perekonomian?