Penantian Abadi di Calais
Calais di utara Perancis dibanjiri oleh pengungsi yang berusaha menyebrang ke Inggris. Kebanyakan gagal dan terpaksa kembali. Inggris menolak mereka, Perancis serupa saja. Calais pun menjadi tempat penampungan abadi.
Tanpa Sambutan di Negeri Orang
Papan sambutan ini dipajang buat wisatawan dan supir truk yang melintas, tapi bukan buat pengungsi. Pemerintah kota yang bekerjasama dengan kepabeanan Inggris berbuat banyak untuk mencegah serbuan pengungsi dari Afrika dan Timur Tengah itu. Kendati anggota Uni Eropa, Inggris tidak termasuk dalam Schengen. Sebab itu London menggelontorkan duit jutaan Poundsteerling buat mengamankan perbatasan.
Lewat Pelabuhan ke Negeri Sebrang
Pagar tinggi yang dilengkapi dengan kawat berduri ini melindungi kawasan pelabuhan dari "tamu tak diundang". Karena banyak pengungsi berupaya menyusup ke kapal feri yang berangkat dari Calais ke Inggris.
Menyusup Diam-diam
Lantaran penjagaan yang ketat, sebagian besar pengungsi menunggu di pinggir jalan masuk ke pelabuhan. Mereka mengincar truk atau rumah mobil. Ketika macet, para pengungsi itu berupaya menyusup masuk ke dalam kendaraan tanpa sepengetahuan supirnya.
Menunggu Keteledoran
Seorang pria berusaha bersembunyi di ruang pengemudi sebuah truk ketika sang supir lengah. Menurut pemerintah, setiap hari lebih dari 40 pengungsi tertangkap tangan sedang menyusup secara ilegal. Jika ketahuan, polisi perbatasan Inggris akan mengenakan uang denda dalam jumlah besar pada supir.
Kumuh di Calais
Jika tertangkap, pengungsi lantas dikembalikan ke kamp. Mereka kemudian menunggu kesempatan berikutnya. Selama itu para pengungsi dibiarkan hidup di tenda-tenda buatan sendiri. Musim dingin yang mendera mempersulit hidup pengungsi di Calais.
Makanan Seadanya
Seorang pengungsi dari Sudan terlihat memasak hidangan sederhana dengan perlengkapan ala kadarnya. Terkadang sukarelawan datang dan menawarkan sup hangat buat para pengungsi.
Dukungan dari Warga Lokal
Sekelompok warga Perancis turun ke jalan buat menyuarakan dukungan kepada pengungsi. Mereka menyamakan kondisi mereka dengan pengungsi Perang Dunia I, di mana banyak penduduk Perancis yang terusir. Demonstran menuntut pemerintah meruntuhkan pagar di sekitar pelabuhan.