Penangkapan Tenaga Kerja Asing di Arab Saudi
15 November 2013Sampah-sampah menumpuk di jalan-jalan di sekitar masjid Nabawi, tempat dimana makam nabi Muhamad berada. Toko bahan makanan tutup dan hampir setengah dari perusahaan konstruksi kecil di Arab Saudi berhenti beroperasi.
Kekacauan ini diakibatkan oleh para pekerja asing yang selama ini menjadi tumpuan banyak usaha di Arab Saudi melarikan diri, bersembunyi atau berada di bawah penahanan. Aksi ini dipicu tindakan tegas pemerintah Arab Saudi yang melakukan penangkapan yang mentargetkan 9 juta buruh migran 4 November lalu.
Aturan imigrasi longgar yang berlaku selama beberapa dekade telah memungkinkan para pekerja imigran di Arab Saudi untuk melakukan pekerjaan yang umumnya dihindari oleh warga Arab Saudi karena pekerjaan itu bergaji rendah atau tak nyaman dikerjakan.
Alasan Penangkapan Pekerja Migran
Saat jumlah pengganguran di Arab Saudi mencapai 12,1 persen akhir tahun lalu, seperti yang diberitakan oleh IMF, pihak berwenang Arab Saudi mengatakan akan mulai melakukan pengusiran pekerja migran keluar Arab Saudi. Tindakan ini dilakukan dengan tujuan agar lapangan pekerjaan bisa lebih banyak terbuka bagi warga Arab Saudi.
Mayoritas pekerja imigran yang bekerja di Arab Saudi berasal dari India, Pakistan, Bangladesh, Indonesia, Filipina, Mesir dan Yaman. Dikatakan pekerja imigran yang sebagian besar datang dari Afrika Timur bekerja di Arab Saudi tanpa visa. Mereka datang ke Arab Saudi setelah menempuh perjalanan berbahaya dengan menggunakan perahu melewati teluk Arden ke Yaman tempat dimana mereka menyebrang secara illegal masuk ke Arab Saudi dengan bantuan para penyelundup.
Semenjak pemerintah Arab Saudi mengeluarkan peringatan awal ini tahun, ratusan ribu pekerja asing telah dideportasi. Meski demikian beberapa pekerja migran bisa terhindar dari tindakan penangkapan karena berhasil mendapatkan visa melalui program amnesti. Sayangnya program amnesti ini telah ditutup minggu lalu akibatnya sekitar 33.000 orang masuk penjara, dan banyak lainnya menyembunyikan diri.
Pro Konta Penangkapan
Seorang peneliti organisasi pemantau HAM di Timur Tengah, Adam Coogle mengatakan, jika Arab Saudi secara serius ingin menangani masalah ini, pemerintah seharusnya memperbaiki hukum perburuhan dan tidak menjadikan para pekerja migran sebagai sasaran . Sistem sponsor kerja yang ada di Arab Saudi , yang mengatur para pekerja migran, memberikan kewenangan pada pemberi kerja untuk memutuskan apakah para pekerja tersebut boleh meninggalkan Arab Saudi atau mengganti pekerjaan mereka. Kondisi inilah yang telah memaksa banyak pekerja asing di Arab Saudi untuk melakukan pekerjaan illegal. “ Semua sistem yang mengatur soal tenaga kerja asing di Arab Saudi telah gagal“ kata Adam Coogle.
Seorang pemilik sebuah perusahaan konstruksi bernilai jutaan dolar mengatakan, ia harus menghentikan semua proyek-proyeknya karena ia bukan sponsor resmi dari sebagian besar pekerja migran yang bekerja untuknya. Meski demikian para pekerja migran tersebut mendapatkan lebih banyak uang dengan bekerja sebagai freelance. " Anda tidak bisa hanya seperti itu, memaksa mereka keluar " katanya tanpa mau disebutkan nama karena takut diburu oleh pemerintah.
Walau merasa rugi akibat para pekerja migran tak lagi mengerjakan pekerjaan sehari-hari yang biasa mereka lakukan, banyak warga Arab Saudi yang memberikan dukungan terhadap tindakan penangkapan yang dilakukan oleh pihak kepolisian.
Akan tetapi semangat nasionalisme berlebihan telah memicu sebagian warga Arab Saudi yang agaknya telah muak dengan kedatangan orang asing, untuk bertindak main hakim serndiri. Warga Arab Saudi tetap melakukan penangkapan pekerja imigran, meski pihak kepolisian telah menyerukan larangan penangkapan pekerja migran oleh warga Arab Saudi.
asb/ hp (ap,dpa)