Pemimpin Hong Kong Batal Pidato Usai Kisruh di Parlemen
16 Oktober 2019Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam terpaksa membacakan pidato tahunan melalui video usai sesi pidato di hadapan parlemen dihentikan, menyusul aksi protes dari anggota legislatif pro-demokrasi. Mereka antara lain dikabarkan berteriak dan mengejek Lam di tengah pidato.
Lam sedang terdesak oleh aksi protes masyarakat menolak campurtangan Cina yang sudah berlangsung sejak empat bulan silam. Dalam pidatonya itu dia berjanji untuk tetap berkomitmen mengembalikan kepercayaan kepada pemerintah dan meminta warga "mengesampingkan perbedaan".
Menurutnya Hong Kong sedang menghadapi "tantangan terbesar" sejak penyerahan kembali kedaulatan oleh Inggris kepada Cina pada tahun 1997. Lam meyakini pangkal perkara ketidakpuasan warga terletak pada harga perumahan yang tidak lagi terjangkau. Dia menjanjikan akan membangun lebih banyak rumah dan apartemen bersubsidi.
Dalam pidatonya itu dia kembali menegaskan akan melanjutkan rencana kontroversial membangun pulau buatan seluas 1.000 hektar untuk membuka lahan baru bagi perumahan terjangkau. Pemerintah administrasi Hong Kong juga akan mengadakan transportasi kota bersubsidi dan menambah jumlah pusat kesehatan.
Saat ini rata-rata harga properti di Hong Kong termasuk yang paling mahal di dunia. Pemerintah selama ini dituding ikut menggelembungkan harga properti dengan mengizinkan investor swasta menguasai lahan kosong untuk waktu yang lama, tanpa ada rencana pengembangan.
Akibatnya tidak sedikit kaum muda yang tidak mampu membeli atau bahkan menyewa apartemen di dalam kota.
Menurut Lam Hong Kong terjebak dalam resesi "teknis" sejak aksi protes dimulai Juni silam. Akibatnya perekonomian diprediksi hanya akan tumbuh antara 0-2% hingga akhir tahun.
Pidato Lam yang awalnya digelar di parlemen akhirnya disampaikan melalui siaran langsung video. Acara itu dibatalkan menyusul protes anggota legislatif pro-demokrasi yang meneriakkan yel-yel "bebaskan Hong Kong!" dan menampilkan video proyeksi bertuliskan "lima tuntutan, tidak kurang satu pun," di tembok parlemen.
Kericuhan tersebut memaksa Lam meninggalkan ruangan dan membatalkan sesi pidato. Menyusul protes tersebut, anggota legislatif pro-demokrasi mengadakan jumpa pers dadakan sebagai reaksi. Anggota legislatif Alvin Yeung menyebut Lam "tidak mampu memerintah," sementara rekannya Auk Nok Hin, mengatakan video pidato Lam terlihat "seperti pesan video Al-Qaeda atau pemerintahan exil yang tidak bisa menyampaikan kebijakannya di parlemen."
Anggota legislatif pro-demokrasi yang menguasai kursi minoritas di parlemen sudah pernah mengganggu jalannya sidang sebelumnya. Menjelang sidang, aparat keamanan membangun benteng pengaman di sekitar kompleks parlemen dan menempatkan detektor metal di sejumlah titik masuk ke dalam gedung.
Kerusakan pada gedung yang tercipta pada saat aksi demonstrasi anti pemerintah saat ini sudah dibenahi dengan biaya sebesar USD 5 juta, menurut laporan South China Morning Post. Awalnya para demonstran menentang Rancangan Undang-undang yang mengizinkan warga Hong Kong diadili di Cina.
Namun setelah RUU dibatalkan, aksi protes menjelma menjadi demonstrasi anti pemerintah yang menuntut reformasi demokrasi.
rzn/hp (dpa, ap)