Pemimpin Dunia yang Belum Memberi Selamat kepada Joe Biden
Beberapa sekutu terbesar dan terdekat AS di Eropa, Asia, dan Timur Tengah dengan cepat mengucapkan selamat kepada Joe Biden. Namun, ada beberapa pemimpin negara yang memilih menahan ucapan selamat mereka. Siapa saja?
Presiden Rusia Vladimir Putin
Juru bicara Putin, Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan bahwa Kremlin akan menahan diri untuk tidak mengomentari kemenangan Biden sampai gugatan hukum terhadap pemilu diselesaikan dan hasilnya sudah resmi. “Ada prosedur hukum yang muncul di sana, yang diumumkan oleh presiden petahana, oleh karena itu situasinya berbeda, jadi kami rasa hal yang benar adalah untuk menunggu pengumuman resmi.”
Presiden Brasil Jair Bolsonaro
Bolsonaro mengatakan dia akan jadi pemimpin pertama yang beri selamat kepada Trump. Tapi ia bungkam tentang kemenangan Biden. “Saya pikir presiden sedang menunggu keruwetan atas (tuntutan) kecurangan perhitungan suara ini diselesaikan,” kata Wakil Presiden Hamilton Mourao. Bolsonaro akan memberi selamat kepada Biden “pada waktu yang tepat” dan melihat apa yang terjadi dengan tuntutan hukum Trump.
Presiden Mexico Andres Manuel Lopez Obrador
Lopez Obrador mengatakan bahwa dia terikat oleh konstitusi untuk memberi ucapan selamat kepada pemenang sampai sengketa hukum diselesaikan. “Bagaimana bisa seorang presiden Meksiko menjadi hakim dan berkata: ‘Kandidat ini menang’?” kata lopez Obrador pada sebuah jumpa pers. Dia sempat menyebut Biden sebagai “presiden terpilih potensial”, sembari menekankan bahwa Meksiko tidak memihak.
Cina
13 November, Cina memberi selamat kepada Joe Biden atas kemenangannya, hampir seminggu setelah dia dinyatakan sebagai presiden terpilih AS. "Kami menghormati pilihan rakyat Amerika," kata juru bicara kementerian luar negeri Cina Wang Wenbin. Dia menambahkan: "Namun, hasilnya masih akan dikonfirmasi sesuai dengan hukum dan prosedur AS."
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Di bawah kepemimpinan Joe Biden, Erdogan mungkin tidak akan bisa lagi memengaruhi keputusan Gedung Putih lewat panggilan telepon sederhana seperti yang biasa dia lakukan dengan Trump. Meski begitu, dalam komentar Turki pertama sejak kemenangan Biden, Wakil Presiden Fuat Oktay mengatakan Turki akan terus bekerja dengan pemerintah AS yang baru mengenai isu-isu yang berkaitan dengan sekutu NATO.
Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un
Masih belum ada tanggapan dari Kim atas hasil proyeksi kemenangan Biden. Media Korea Utara bungkam tentang pemilu AS pada Senin (9/11). Tetapi perlu dicatat, Pyongyang juga tidak menyebutkan kemenangan Donald Trump pada tahun 2016 hingga dua hari setelah pemilu. Di masa lalu, Kim menyebut Biden “orang bodoh dengan IQ rendah”. Biden, sementara itu menggambarkan Kim sebagai “preman”.
Perdana Menteri Slovenia Janes Jansa
Pemimpin Partai Demokrat Slovenia yang secara prematur memuji Trump sebagai pemenang pemilu jauh sebelum penghitungan suara selesai, belum memberi selamat kepada Biden. Pemimpin sayap kanan anti-imigrasi itu berulang kali menuduh Partai Demokrat melakukan kecurangan atas perhitungan suara. Meksi begitu, dia menuliskan cuitan bahwa Slovenia mengharapkan “hubungan persahabatan” dengan AS. (pkp/gtp)