Pemilu Rusia Dianggap Tidak Adil
5 Maret 2012Pemantau pemilu internasional mengatakan, pemilihan presiden di Rusia digelar tidak secara adil. Tidak ada persaingan yang nyata. Dan penyalahgunaan yang dilakukan pemerintah memastikan bahwa pemenang pemilu sudah dapat diketahui sebelumnya. Demikian dikatakan Tonino Picula dari Organisasi bagi Keamanan dan Kerjasama Eropa OSCE kepada wartawan di Moskow, Senin (05/02).
Pengamat internasional juga menuntut penyelidikan atas dugaan terjadinya penyelewengan dalam pelaksanaan pemilu.
Hasil Resmi
Pernyataan OSCE tersebut dikeluarkan hanya beberapa jam setelah Komisi Pemilu Pusat Rusia mengumumkan pemenang pemilu. “Menurut hasil awal, Vladimir Vladimirovich Putin, terpilih sebagai presiden Federasi Rusia,” dikatakan ketua komisi Vladimir Churov di Moskow.
Dari lebih 99 persen kertas suara yang telah dihitung, Vladimir Putin memperoleh 63,75 persen suara. Sementara saingan terdekatnya, Ketua Partai Komunis Gennady Zyuganov, merebut 17,19 persen. Hasil ini menunjukkan, tidak diperlukannya pemilu putaran ke-dua, ditambahkan Vladimir Churov, merujuk hasil perolehan suara Putin yang melebihi 50 persen.
Hari Minggu (04/02) malam, Putin telah mengumumkan kemenangannya di depan ribuan pendukung di Moskow. „Saya telah berjanji, kita akan menang dan kita telah menang,“ dikatakan Putin. „Kita telah menang dalam pertraungan yang terbuka dan jujur.“
Laporan Penyimpangan
Terdapat banyak laporan mengenai penyimpangan pelaksanaan pemilu. Dilaporkan, banyak pemilik suara memberikan suara mereka di beberapa TPS. Organisasi non pemerintah Golos mengatakan menerima lebih dari 3.000 laporan penyimpangan.
Sementara itu, mengatisipasi terjadinya demonstrasi besar-besaran, pihak keamanan memperketat penjagaan di kota Moskow. Pihak oposisi merencanakan untuk turun ke jalan, Senin (05/02), memprotes kemenangan Putin. Dilaporkan, sekitar 6.000 pasukan tambahan dikerahkan ke Moskow menjelang demonstrasi yang telah diijinkan oleh pihak berwenang.
Yuniman Farid/dpa/rtr/ap
Editor: Ayu Purwaningsih