Pemerintahan Ukraina Dibubarkan
9 September 2005Pemecatan itu didahului dengan terjadinya sengketa dalam tubuh pemerintahan koalisi multi partai, dan tuduhan korupsi terhadap beberapa anggota kabinet. Langkah penting ini sebenarnya sudah kadaluwarsa. Masalahnya dalam minggu-minggu belakangan ini konflik di kalangan pemerintahan semakin memuncak dan membuat Ukraina lumpuh. Di segi politik terutama dalam soal pembaruan, terjadi kemandekan. Ukraina diguncang skandal korupsi, dimana anggota pemerintahan, administrasi kepresidenan dan dewan keamanan nasional yang berpengaruh, saling tuduh.
Dalam kondisi serupa itu presiden memang harus turun tangan. Apalagi hasil evaluasi pemerintahan PM Julia Timoshenko yang dipecat itu, boleh dikatakan tidak seberapa. Perekonomian Ukraina terus merosot. Perdebatan sengit mengenai proyek pembaruan yang penting, terjadi antar anggota pemerintahan, dan antara pemerintahan dengan presiden, tetapi tanpa keputusan yang berarti. Misalnya sengketa dalam upaya menghapuskan keistimewaan dan keringanan bagi para investor, termasuk rencana pembatalan privatisasi berbagai perusahaan negara, yang selama kekuasaan Presiden Leonid Kutchma, diobral dengan harga murah kepada kalangan elit yang korup. Dengan demikian para investor barat semakin merasa tidak pasti.
Tetapi bukan hanya pemerintahan Ukraina yang mengakibatkan timbulnya krisis. Presiden Yushchenko sendiri, pemenang 'revolusi oranye' tahun lalu, berjanji hendak memberantas korupsi dan penyalahgunaan jabatan yang merebak selama masa kekuasaan Presiden Kutchma. Dengan terjadinya skandal korupsi itu, jelaslah bahwa Yushchenko sudah gagal.
Kini Presiden Yushchenko menugaskan Yuri Yechanurov, gubernur kawasan industri di timur Ukraina, untuk membentuk pemerintahan baru. Yechanurov dikenal sebagai tokoh pragmatis yang mengacu pada reformasi. Ia juga merupakan orang kepercayaan presiden Ukraina. Walaupun demikian belum nampak akan adanya tim pemerintahan baru.
Yushchenko kehilangan banyak pendamping politiknya dan saat ini seolah berdiri sendiri. Citranya pun menjadi cacat. Warga Ukraina mempercayai Yushchenko dan janji-janjinya untuk melakukan pembaruan, dan kepercayaan itu kini goyah. Ketidakpuasan dalam masyarakat itu, akan dapat menjadi angin baru bagi kelompok sosialis, komunis dan pendukung rezim lama, dalam pemilihan parlemen bulan Maret tahun depan.
Sembilan bulan setelah 'revolusi oranye' di Kiev yang merupakan awal pendekatan ke Eropa, ke perekonomian pasar dan bentuk negara hukum, Presiden Yushchenko kini ibaratnya menghadapi puing-puing kehancuran politik. Masih harus ditunggu apakah ia dan pemerintahan yang baru, cukup kuat untuk bangkit kembali. Hanya saja saat ini tidak nampak adanya alternatif.