Pemerintah Suriah Cabut UU Darurat
25 Maret 2011Undang-undang Darurat tersebut selama ini menjadi landasan hukum atas tindakan represif aparat pemerintah. Seorang jurubicara pemerintah juga mengumumkan sejumlah langkah reformasi baru. Presiden Bashar Assad dalam waktu dekat akan menjelaskan dengan lebih rinci reformasi tersebut. Rejim di Suriah bereaksi keras terhadap demonstrasi penduduk sejak dua pekan lalu. Sejak awal aksi unjuk rasa puluhan orang demonstran tewas terbunuh.
Desakan Ban Ki Moon
Sebelumnya, sekretaris Jendral Perserikatan Bangsa-bangsa PBB, Ban Ki Moon, hari Jumat (25/03) menyerukan kepada pemerintah Suriah untuk ‚mengendalikan diri semaksimal mungkin' dalam menghadapi aksi unjuk rasa di negaranya. Seruan itu disampaikan Ban Ki Moon dalam percakapan lewat telefon dengan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, yang pasukannya telah membunuhi puluhan demonstran pro demokrasi. Dalam pernyataan tertulisnya, sekjen PBB itu juga mengatakan kepada al-Assad, bahwa pemerintah memiliki kewajiban untuk menghormati dan melindungi hak-hak fundamental warganya.
Amnesty International : 55 Orang Tewas
Kelompok hak asasi manusia Amnesty International menyebutkan sedikitnya 55 orang tewas sejak aksi protes meletup di Kota Daraa dan sekitarnya pekan lalu.
Korban Jiwa Simpang Siur
Sementara itu jumlah korban dalam aksi protes yang terjadi Jumat (25/03) kemarin masih simpang siur. Berbeda dengan laporan yang disodorkan kelompok hak asasi manusia dan para saksi mata, menteri informasi Suriah, Mohsen Bilal mengungkapkan kepada Radio Spanyol, situasi di negaranya masih tetap tenang. Ia menuding kekerasan yang terjadi di Kota Daraa disulut oleh teroris. Ditambahkannya, mereka yang dituduh teroris itu sudah ditangkapi dan pemerintah akan segera mengungkap indentitas mereka.
Pro Kontra Reaksi Terhadap Janji Pemerintah
Kamis (24/03) kemarin, pemerintah dibawah pimpinan Presiden Suriah, Bashar al-Ashad sudah menyatakan akan membahas berakhirnya undang-undang darurat yang ditetapkan sejak tahun 1963 dan mengumumkan pembebasan para aktivis yang ditangkap di Daraa. Ia juga berjanji untuk menaikan gaji pegawai pelayanan publik dan mengurangi pajak.
Namun ribuan pengunjuk rasa tetap berhimpun di bawah slogan Hari Martabat. Beberapa aksi protes terjadi saat pemakaman para demonstran yang terbunuh di Daraa. Seorang pengunjuk rasa mengatakan janji-janji pemerintah tidaklah cukup sebab masih banyak orang hilang dan rakyat ingin mengetahui bagaimana nasib mereka. Tak semuanya memandang sebelah mata pengumuman pemerintah, seorang warga mengemukakan: „Memang benar pengumuman itu datang terlambat. Namun saya percaya itu menuju arah yang benar.“
Jurnalis Dilarang Masuki Daraa
Para pejabat berwenang melarang para jurnalis memasuki kota Daraa, yang menjadi titik utama aksi unjuk rasa. Menurut seorang aktivis, para pejabat tersebut mengatakan para reporter itu tidak memiliki izin dari Menteri Informasi. Kebanyakan para reporter itu bekerja untuk saluran satelit Arab yang memiliki kantor tetap di ibukota Damaskus.
Lebih dari sepekan, para pengunjuk rasa di Suriah menuntut berakhirnya undang-undang darurat, mendesak kebebasan lebih dan mundurnya al-Assad, yang telah menjadi presiden sejak tahun 2000, menggantikan ayahnya, Hafez yang meninggal dunia.
Ayu Purwaningsih/Nugraha (rtr/dpa/afp/ap)
Editor : Edith Koesomawiria