Pemberontak Tigray Perkosa dan Pukuli Perempuan di Etiopia
10 November 2021Pemberontak Tigray memerkosa, merampok, dan memukuli perempuan setempat setelah menyerang sebuah kota di wilayah Amhara utara Etiopia, menurut laporan terbaru Amnesty International yang dirilis pada Rabu (10/11).
Laporan terbaru ini memuat tentang pelanggaran hak asasi manusia yang mengganggu dan telah dilakukan selama konflik yang berjalan setahun.
Ini adalah laporan lanjutan oleh Amnesty yang mendokumentasikan pemerkosaan ribuan perempuan dan anak perempuan oleh pasukan Etiopia dan Eritrea di wilayah Tigray.
Penyelidikan Amnesty didasarkan pada wawancara dengan 16 penyintas kekerasan seksual dan otoritas lokal di kota Nifas Mewcha.
Laporan tersebut berfokus pada pelanggaran yang terjadi setelah pasukan Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) memasuki Amhara pada bulan Agustus.
Korban menceritakan kengerian
Empat belas dari 16 perempuan yang diwawancarai Amnesty mengatakan mereka diperkosa beramai-ramai oleh pemberontak Tigray. Dalam beberapa kasus bahkan mereka diperkosa di bawah todongan senjata dan di depan anak-anak mereka.
"Tiga dari mereka memperkosa saya saat anak-anak saya menangis," kata salah satu korban yang selamat. "Mereka menampar saya (dan) menendang saya. Mereka menodongkan senjata seolah-olah mereka akan menembak saya."
Para perempuan mengatakan mereka mengidentifikasi Tigrayans dengan aksen dan cercaan etnis yang mereka gunakan untuk melawan Amhara.
Seorang ibu dua anak berusia 28 tahun mengatakan kepada Amnesty bahwa salah satu dari empat pemerkosanya menghina dirinya dengan sebutan keledai, sementara putrinya menyaksikan tindakan keji tersebut.
"Dia berkata: 'Amhara adalah keledai, Amhara telah membantai orang-orang kami, pasukan Pertahanan Federal telah memperkosa istri saya, sekarang kami dapat memperkosa Anda seperti yang kami inginkan'," katanya.
Sementara, perempuan lain mengatakan dia jatuh pingsan setelah pejuang TPLF memperkosanya dan memukulinya, menggunakan senjata mereka.
Rumah sakit dirusak
Para perempuan yang menjadi sasaran TPLF di Amhara sebagian besar berasal dari keluarga berpenghasilan rendah dan buruh kasar, menurut peneliti Amnesty Fisseha Tekle.
Menurut Amnesty, mayoritas perempuan menderita masalah kesehatan akibat serangan tersebut.
Para korban pemerkosaan tidak bisa mendapatkan bantuan medis yang mereka butuhkan karena pasukan Tigray menjarah rumah sakit setempat.
"Kesaksian yang kami dengar dari para penyintas yang menggambarkan tindakan tercela oleh para pejuang TPLF yang merupakan kejahatan perang, dan berpotensi kejahatan terhadap kemanusiaan," kata sekretaris jenderal Amnesty Agnes Callamard.
"Mereka menentang moralitas atau sedikit pun kemanusiaan."
Mengapa ada konflik di Etiopia?
Sejak awal November 2020, pemerintah Etiopia dan TPLF terlibat baku tembak dalam konflik yang telah merenggut ribuan nyawa dan telah menyebabkan lebih dari 400.000 orang menghadapi kelaparan.
Pasukan Tigray yang telah mendominasi pemerintah nasional Etiopia selama hampir tiga dekade, memperluas perang ke Amhara sejak merebut kembali sebagian besar wilayah Tigray utara pada Juni.
Pekan lalu, sebuah laporan oleh Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan bahwa semua pihak telah melakukan pelanggaran dalam perang.
pkp/vlz (AFP, AP)