Pelari Indonesia Ramaikan Ajang Berlin Marathon 2018
Peserta dari Indonesia kembali meramaikan acara maraton tahunan yang digelar di ibukota Jerman, Berlin. Tidak sekadar berlomba, para pelari juga membawa misi tertentu, seperti misi kemanusiaan dan penggalangan dana.
Selebrasi dengan bendera
Pengusungan bendera merah-putih pun jadi bagian dari aksi selebrasi pelari asal Indonesia saat mencapai garis finis di lomba Berlin Marathon (BM) 2018. Ada sekitar 340 pelari asal Indonesia yang ikut dalam ajang BM tahun ini.
Tiap peserta dapat medali
Setiap peserta BM yang mencapai garis finis akan mendapatkan piagam dan medali. Keseluruhan medali untuk peserta bila disatukan beratnya mencapai 2,780 kilogram. Penyelenggara juga menyediakan 145.000 buah pisang dan 45.000 apel untuk para pelari.
Para Michael dan Mueller berlari
Berlin Marathon diikuti sekitar 45.000 pelari dari 133 negara. Untuk tahun ini tercatat ada 749 orang peserta dengan nama Michael. Sementara nama keluarga terbanyak adalah Müller, tepatnya ada 112 peserta dari keluarga Müller yang ikut berlari.
Tidak ada kata terlambat
Wido Sardjono (tengah) 73 tahun, adalah salah satu pelari Indonesia yang tinggal di Jerman. Ia telah mengikuti Berlin Marathon sebanyak 16 kali. Maraton pertamanya diikuti saat berumur 59 tahun. Menurutnya, tidak ada kata terlambat untuk memulai maraton.
Bawa misi tersendiri
Septiningsih adalah salah satu pelari Indonesia di BM 2018. Ia tinggal di Belanda dan bergabung dengan klub lari Jakarta. Tiap pelari punya misi tersendiri, seperti misi kemanusiaan atau misi penggalangan dana bagi penderita penyakit seperti kanker darah, kanker payudara, AIDS, dan thalasemia.
Berlari untuk bantu Lombok
Aktris Dian Sastrowardoyo berhasil mencapai garis finish pada maraton perdananya. Pada ajang kali ini, ia dan kawan-kawan yang tergabung dalam #pertemanansehat membawa misi penggalangan dana untuk bencana Lombok.
Dibantu ribuan suka relawan
Sekitar 6.000 suka relawan dari mahasiswa dan warga Berlin direkrut penyelenggara. Tugasnya antara lain adalah menjaga area lomba supaya bersih dari sepeda atau orang yang menyeberang sehingga aman bagi pelari. Selain itu mereka juga bertugas membagikan minum dan makanan. Mahasiswa Indonesia Yudo Prakoso adalah salah satunya. (ae/Penulis: Miranti Hirschmann)