Pekerja Terampil Mana yang Dibutuhkan di Jerman?
8 April 2023Jerman tampaknya berhasil mengatasi dampak ekonomi dari pandemi COVID-19. Perekonomian bangkit kembali, sekalipun ada perang di Ukraina. Bahkan krisis perbankan yang terjadi di AS dan merembet ke Swiss tidak berdampak negatif pada perekonomian Jerman.
Tapi ada masalah yang sekarang muncul, yaitu kelangkaan tenaga kerja terampil. Dalam Laporan Tenaga Kerja Terampil yang dirilis Desember 2022 oleh Institut Ekonomi Jerman IW di Köln disebutkan, kelangkaan pekerja terampil secara keseluruhan "tetap berada pada level tinggi."
Laporan lain yang dirilis Kamar Dagang dan Industri Jerman DIHK menyimpulkan, "kekurangan pekerja terampil telah meningkat" jika menilik data-data tahun 2022.
Kekurangan tenaga kerja terampil di hampir semua bidang
Pakar pasar tenaga kerja Stefan Hardege dari DIHK mengatakan, kekurangan pekerja terampil sekarang tidak lagi spesifik untuk sektor industri tertentu, tetapi merambah ke semua bidang. "Sekarang (hal ini) menjadi masalah di berbagai industri. Berbagai macam profesi terpengaruh,” katanya kepada DW. Yang paling mendesak adalah kelangkaan masinis kereta api dan orang-orang yang mengontrol dan memantau lalu lintas di rel kereta. Inilah tenaga kerja yang saat ini paling dicari.
Sabine Köhne-Finster dari IW dan konsultan di Pusat Kompetensi Pekerja Terampil, KOFA, melihat area lain yang membutuhkan pekerja berkualitas. Terutama sektor sosial sangat terpengaruh. Ada kekurangan "pekerja pendidikan, pekerja sosial, guru prasekolah. Kesenjangan terbesar adalah untuk pekerja perawat lansia dan perawat di rumah sakit" katanya.
Sektor lain seperti perdagangan logam dan elektronik, tidak hanya kekurangan pekerja terampil, tetapi juga dibutuhkan lebih banyak tenaga ahli dan orang-orang bergelar sarjana. "Kebanyakan orang meninggalkan sektor ini, dan situasinya semakin parah,” katanya.
Paradoks pasar kerja
Stefan Hardege menunjuk pada situasi paradoks yang telah diamati selama bertahun-tahun. "Ketika Anda melihat 2,5 juta orang menganggur di Jerman, dan Anda melihat banyaknya jumlah lowongan, muncul pertanyaan mengapa mereka tidak saling mengisi." Jawabannya: "Yang sering terjadi adalah bahwa kualifikasi para penganggur tidak sesuai dengan kualifikasi yang dicari oleh perusahaan."
Menurut Stefan Hardege, pekerja terampil saat ini berada dalam posisi yang baik karena permintaannya tinggi. Dan mereka dapat meminta kondisi kerja yang lebih baik atau upah yang lebih tinggi. Namun itu sama sekali bukan penyebab kelangkaan.
Para pekerja sebenarnya dapat membantu situasi dengan menjadi lebih fleksibel, kata Sabine Köhne-Finster. "Anda hanya perlu melihat-lihat: Bagaimana pekerjaan berubah? Apakah ada profesi lain yang mungkin serupa? Dapatkah saya membantu mengatasi kekurangan pekerja terampil melalui pelatihan ulang dan memulai sesuatu yang baru?"
Tanggal 29 Maret, pemerintah Jerman mengajukan rancangan undang-undang yang dimaksudkan untuk memudahkan rekrutmen tenaga kerja terampil dari luar negeri, dengan memfasilitasi imigrasi lebih banyak dari para spesialis asing. Menurut Stefan Hardege, ini langkah penting: "Adalah baik dan benar, bahwa pemerintah sekarang menangani masalah ini, yang menuju ke arah yang benar di banyak bidang."
Namun demikian, masuknya pekerja terampil asing saja tidak akan menyelesaikan masalah. Menurut Stefan Hardege, tenaga kerja yang ada di Jerman perlu dilibatkan secara maksimal. "Kita harus melihat, bagaimana kita bisa memanfaatkan potensi domestik dengan lebih baik - hal-hal seperti pekerja perempuan atau pekerja berusia lanjut," tukasnya. Jadi, kedua solusi dibutuhkan: lebih banyak pekerja terampil asing dan lebih banyak karyawan Jerman. "Tapi itu pun mungkin tidak akan cukup, mengingat perkembangan demografis." Masyarakat Jerman diperkirakan akan menyusut dalam dekade-dekade mendatang. Karena itu, Jerman membutuhkan kampanye baru dalam upaya mendatangkan pekerja asing ke Jerman. (hp/yf)