Pekerja Sosial Dilatih Hadapi Penyanderaan
7 September 2013Karl Kähler melatih para pekerja PBB dan organisasi bantuan dalam menghadapi situasi ekstrem. Mereka dibawa dengan bus ke kota kecil Ahrweiler. Di sana ada kawasan krisis fiktif. Rumah-rumah dengan dinding berlubang bekas tembakan dan orang-orang bersenjata. Pelatihan ini dilaksanakan di Akademi Penanggulangan Krisis dan Bencana, AKNZ. Banyak organisasi lain yang menawarkan seminar semacam ini.
Para pekerja sosial mendapat pelatihan selama beberapa hari. Mereka mengalami simulasi situasi darurat. Bus mereka dicegat oleh gerombolan bersenjata dan mereka di sandera. Situasinya cukup realistis. "Para peserta latihan menceritakan, setelah setengah jam mereka merasa tidak seperti dalam latihan, tapi seperti benar-benar menjadi sandera", kata Kähler.
Pelatihan ini sangat penting. Itu dirasakan sendiri oleh tiga pekerja sosial Jerman dari organisasi Grünhelme. Mereka dikirim ke Suriah untuk membantu pembangunan sebuah rumah sakit. 15 Mei lalu, mereka diculik dari penginapannya dekat perbatasan ke Turki. Pelakunya adalah kelompok radikal di Suriah.
Semakin Banyak Kasus Penculikan
Palang Merah Internasional dalam laporannya tentang Suriah yang dirilis bulan Juni lalu menyebutkan, situasi para pekerja sosial jadi sangat berbahaya. Mereka sering menjadi korban penculikan dan pembunuhan. Kementerian Luar Negeri Jerman mengingatkan, penculikan warga asing semakin sering terjadi di Suriah.
Florian Sander, pekerja sosial dari organisasi Misereor mengatakan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika bekerja di kawasan krisis. Dia misalnya tidak membuat janji pada malam hari. Jika hari sudah gelap, dia tidak mau bepergian dengan mobil. Dia juga mencari informasi dari para pekerja lokal. "Kami bergerak dengan bantuan organisasi lokal, yang mengenal kondisi di sana," tuturnya.
Instruktur Keamanan Karl Kähler menekankan: "Semua pekerja sosial yang bertugas di luar negeri harus waspada." Mereka harus bisa mengenal situasi sekitarnya dan memperhitungkan keadaan bahaya. Kesadaran ini dalam bahasa Inggris disebut "situation awareness", kata Kähler kepada peserta pelatihan.
Motif Para Penculik
Para pelaku penculikan punya motif yang berbeda-beda. Ada kelompok yang menculik untuk mencari uang. Mereka memeras keluarga atau perusahaan tempat korbannya bekerja. Ada juga penculik yang punya motif politik. Mereka biasanya menuntut sandera ditukar dengan anggotanya yang ditahan.
Selama perundingan dengan kelompok penyandera berlangsung, para korban punya harapan hidup. "Seorang sandera yang mati, tidak ada nilainya. Jadi, para penculik sebenarnya tidak bermaksud membunuh sanderanya", kata Kähler.
Jika ada warga Jerman yang diculik di luar negeri, Kementerian Luar Negeri biasanya segera membentuk tim khusus. Anggota tim ini bekerja bergantian 24 jam selama tujuh hari seminggu di ruang bawah tanah Kementerian Luar Negeri di Berlin. Mereka mencoba berunding dengan para penculik dan membantu para sandera yang berhasil dibebaskan.
Pekerja sosial Ziad Nouri yang sudah berusia 72 tahun diculik di Suriah bulan Mei lalu bersama dua rekannya. Tetapi kedua rekannya berhasil melarikan diri bulan Juli lalu. Para penculik Nouri lalu menuntut uang tebusan 25 juta Euro. Perundingan berlangsung selama berbulan-bulan. Ziad Nouri beruntung. Minggu yang lalu, ia berhasil melarikan diri, ketika penjaganya tertidur. Ia dibantu pemberontak Suriah mencapai perbatasan Turki.