Pasang Surut Karir Kepelatihan Joachim Löw
Joachim Löw telah menukangi timnas Jerman sejak hampir 12 tahun. Kini pelatih berusia 58 tahun itu bersikeras melanjutkan kontraknya hingga 2022 meski hasil buruk di Rusia.
Jarum Jam Berdetak Kembali
Tidak sedikit yang meyakini karir Joachim Löw sebagai pelatih tim nasional bakal berakhir seiring dengan tersingkirnya Jerman di babak penyisihan grup Piala Dunia 2018. Namun sang pelatih berpandangan lain. Ia menegaskan akan melanjutkan kontrak kerjanya hingga Piala Dunia 2022 di Katar. Niat Löw didukung oleh Federasi Sepakbola Jerman, DFB.
Kaki Kelas Dua
Karir Löw sebagai pemain tidak sedahsyat kiprahnya sebagai pelatih. Dari 52 laga Bundesliga yang ia lakoni sebagai striker untuk VfB Stuttgart, Eintracht Frankfurt dan Kalrsuhe SC. Löw hanya membukukan tujuh gol. Sebagian besar karirnya di lapangan hijau dihabiskannya bermain untuk Freiburg di divisi kedua Bundesliga.
Awal Karir di Swiss
Sejak sebelum memutuskan pensiun , Löw sudah menjajal karir sebagai pelatih. Awalnya ia menangani tim muda FC Winterthur di Swiss, di mana ia juga merumput hingga 1994. Pada 1995 ia kenbali ke Bundesliga sebagai asisten pelatih di Stuttgart, sebelum diangkat sebagai pelatih penuh setahun kemudian. Salah satu bekas pemainnya di sana, Thomas Schneider (ka.), kini menjadi asistennya di tim nasional
Hijrah ke Turki
Meski berhasil membawa Stuttgart memboyong gelar Piala Jerman pada 1997, Löw tetap kehilangan jabatannya. Pada 1998 ia menyebrang ke Turki buat melatih Fenerbahce. Di sana Löw juga hanya bertahan satu musim ketika klubnya hanya bertengger di peringkat ketiga klasemen akhir.
Sukses Berujung Pemecatan
Setelah sempat menangani Karlsruhe, Adanaspor dan Innsbruck, Löw melatih Austria Vienna pada 2003 dan sukses membawa klubnya itu bertengger di urutan pertama klasemen sementara. Namun manajemen klub memecat Löw sebelum masa kompetisi berakhir. Tanpanya, Austria Vienna gagal menjuarai liga nasional dan hanya terpaut satu angka dari peringkat pertama.
Jogi dan Jürgen dalam Satu Atap
Nasib Löw mulai berbalik arah setelah Rudi Völler mengundurkan diri sebagai pelatih timnas setelah Jerman tersingkir di babak penyisihan grup Piala Eropa 2004. Jürgen Klinsmann yang diplot sebagai pelatih baru kemudian memboyong Joachim Löw sebagai asistennya.
Menjemput Dongeng Musim Panas
Dengan memboyong talenta muda, termasuk kemunculan generasi baru pemain berlatarbelakang migran, Klinsmann dan Löw membawa Jerman menyongsong Piala Dunia 2006 di kandang sendiri. Meski akhirnya gagal di babak Semi Final, timnas Jerman banyak mendulang simpati dari penduduk. Lantaran kemeriahannya, putaran final 2006 hingga kini masih disebut sebagai "dongeng musim panas" oleh penduduk Jerman.
Kekalahan Pahit di Austria
Löw mengambil alih kursi kepelatihan dari Jürgen Klinsmann pasca Piala Dunia 2006 dan membawa timnas Jerman melakoni turnamen besar pertamanya, yakni Piala Eropa 2008 di Austria. Löw yang sukses memboyong Jerman ke final harus menelan pil pahit seteah takluk 0:1 di tangan Spanyol.
Momok Spanyol di Afrika
Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan menjanjikan harapan besar buat skuad muda Jerman. Setelah mempermalukan Inggris (4:1) di babak 16 besar dan Argentina (4:0) di perempat final, Mesut Özil dkk. lagi-lagi menyerah 0:1 di tangan Spanyol pada babak semi final.
Dijegal Italia di Piala Eropa
Pengalaman serupa dicatat Löw saat menghantar timnas Jerman ke Piala Eropa 2012 di Polandia dan Ukraina. Sempat memenangkan tiga laga di babak penyisihan grup dan mempermalukan Yunani 4:2 di babak perempat final, Jerman menyerah pada takdir setelah dikalahkan musuh bebuyutannya, Italia, 1:2. Padahal Die Mannschaft sempat mencatat rekor 15 kemenangan berturut-turut.
Kampiun Dunia
Mimpi Löw baru terwujud pada Piala Dunia 2014 di Brazil. Jerman tidak hanya menaklukkan Portugal, Amerika Serikat, tetapi juga Ghana dan Perancis sebelum melumat Brazil 7:1 di hadapan pendukung sendiri. Di Final, Jerman yang berhadapan dengan Argentina menang lewat gol semata wayang Mario Götze di menit-menit terakhir.
Membumi di Perancis
Jerman yang diunggulkan di Piala Eropa 2016 di Perancis awalnya tampil memukau dengan membukukan dua kemenangan dan satu hasil seri di babak penyisihan grup, sebelum mengalahkan Slovakia dan Italia untuk berhadapan dengan tuan rumah di babak semi final. Sayangnya tim asuhan Löw takluk 0:2 dari Perancis.
Kemenangan Kecil
Adalah kemenangan Jerman di Piala Konfederasi 2017 yang membuat Die Mannschaft diunggulkan menggondol gelar kelima di Rusia. Betapa tidak? ketika tim lain menurunkan skuad utama, Löw memilih bertanding dengan pemain-pemain muda yang ia tarik dari skuad U23. Jerman memastikan gelar juara dengan mengalahkan Chile di final dengan skor tipis 1:0.
Catatan Terburuk dalam Sejarah
Setelah Brazil, Jerman adalah tim yang paling diunggulkan buat putaran final Piala Dunia 2018. Namun sejak kekalahan di laga pertama melawan Meksiko, timnas Jerman sudah mendulang badai kritik. Özill dkk. membutuhkan perpanjangan waktu buat mengalahkan Swedia, sebelum takluk 0:2 di tangan Korea Selatan. Hasil ini menjadi catatan terburuk Jerman sepanjang sejarah Piala Dunia.