Partai Pro-Barat Unggul Dalam Pemilu Parlemen di Ukraina.
1 Oktober 2007Hari Minggu kemarin Ukraina menggelar pemilihan parlemen yang dimajukan waktunya. Pemilu ini terutama dipandang sebagai langkah penting, untuk menentukan haluan negara itu di masa depan. Penghitungan suara sementara menunjukan, partai pro-Barat dari mantan PM Julia Timoschenko unggul dengan memperoleh sekitar 34 persen suara. Perempuan tokoh politik Ukraina dengan ciri khas kepangnya yang dibentuk seperti mahkota itu, merupakan penggerak revolusi Oranye yang menumbangkan penguasa komunis pro-Rusia tahun 2004 lalu. Timoschenko yang amat populer di kawasan barat Ukraina dan di ibukota Kiev, terutama unggul di dua kawasan tsb. Kubu pro-Rusia dari mantan presiden Viktor Janukowitsch yang ditumbangkan Revolusi Oranya kembali bangkit, dengan meraih sekitar 29 persen suara. Sementara mantan rekan seperjuangan Timoschenko dalam revolusi Oranye, presiden Viktor Juschtschenko menurut hasil perhitungan sementara meraih sekitar 16,5 persen suara. Melihat perimbangan perolehan suara, Timoschenko mengajak Juschtschenko membentuk koalisi pemerintahan.
Timoschenko mengatakan ; “Saya menawarkan kepada presiden Viktor Juschtschenko untuk membentuk koalisi kekuatan demokrasi di parlemen serta sebuah pemerintahan koalisi. Saya yakin, dengan membentuk koalisi pemerintahan, kita sekali lagi memiliki kemampuan, untuk menunjukan kualitas lebih tinggi dari kekuatan pro-demokrasi di parlemen Ukraina.“
Menjelang digelarnya pemilu, kekuatan revolusi Oranye dilaporkan telah menandatatangani kesepakatan koalisi. Para pemilih tampaknya kembali memberikan suaranya bagi kelompok pro reformasi tsb. Tentu saja perkembangannya harus ditunggu sampai pengumuman resmi hasil akhir pemilu, untuk dapat memastikan, apakah perolehan suara kedua partai mencukupi untuk meraih mayoritas suara di parlemen dan membentuk koalisi pemerintahan.
Tentu saja kelompok saingan dari partai pro-Rusia yang dipimpin mantan presiden Viktor Janukowitsch juga tidak tinggal diam. Dengan perolehan sementara sebesar hampir 29 persen suara, kubu pro-Rusia tsb juga mengklaim memiliki hak untuk membentuk koalisi. Dalam pidato di televisi Janukowitsch mengatakan : “Kami akan mengundang semua partai untuk perundingan koalisi hari Senin ini. Saya yakin, semua partai yang berhasil menembus kuota tiga persen suara, akan ikut serta dalam perundingan. Dan kami akan mengorganisir seluruh prosesnya.“
Akan tetapi partai-partai yang diundang berkoalisi oleh Janukowitsch masih harus menunggu dengan tegang hasil penghitungan suara. Hanya partai Komunis yang sudah meraih sekitar lima persen suara. Tapi partai Komunis kelihatannya memiliki program politik yang amat berbeda dengan Janukowitsch. Sementara partai Sosialis belum mampu menembus kuota minimal tiga persen.
Pemilu parlemen di Ukraina tahun ini, menjadi amat penting, karena dijadikan barometer bagi pemilu presiden yang akan digelar tahun 2009 mendatang. Presiden Viktor Juschtschenko berharap, setelah perpecahannya dengan Julia Timoschenko ia masih dapat memperkokoh basis di parlemen. Tapi targetnya gagal, karena banyak pemilih menilai, Juschtschenko mengkhianati haluan dari Revolusi Oranye, setelah ia memecat Timoschenko dari jabatan PM tahun 2005 lalu. Sengketa tsb, juga mampu membangkitkan lagi lawan politik dari Revolusi Oranya, yakni kekuatan pro-Rusia yang kini kembali memperoleh dukungan rakyat. Bahkan menjelang pemilu, pendukung kekuatan pro Rusia sudah merekayasa aksi demonstrasi di pusat kota Kiev, yang mirip gerakan Oranye tahun 2004 lalu.