Ramstein Pusat Koordinasi Serangan Drone
4 April 2014Media Jerman melaporkan, pangkalan militer AS di Ramstein menjadi pusat koordinasi penting untuk serangan drone (pesawat tak berawak) yang dilancarkan Amerika Serikat di berbagai bagian dunia. Jurnalis dari NDR, WDR dan Süddeutsche Zeitung melakukan investigasi dan mewawancarai bekas pilot yang melakukan serangan itu.
Sejak beberapa tahun terakhir, Amerika Serikat meningkatkan serangan dengan drone di Afghanistan, Pakistan, Yaman dan Somalia. Sasarannya adalah sel-sel teroris yang beroperasi di negara-negara itu. Tapi tidak jarang, serangan drone menewaskan warga sipil. Organisasi hak asasi mengecam serangan itu sebagai pelanggaran hukum internasional.
Menurut laporan NDR dan WDR, semua video pengintaian dan hasil spionase dikumpulkan di Ramstein untuk dianalisa. Sejak Februari 2003, ada lima unit khusus di Ramstein yang menganalisa semua bahan spionase itu, termasuk rekaman serangan yang dilakukan oleh pesawat tak berawak.
Penyerangan drone dikoordinasi langsung di Ramstein, termasuk perintah untuk penyerangan. Sedangkan pilot drone mengendalikan pesawat itu dengan joystick dari pangkalan militer di Amerika Serikat.
Jerman sangat penting
"Jerman sangat penting untuk seluruh operasi drone Amerika Serikat. Tanpa pangkalan militer di Ramstein, semua itu tidak mungkin bisa dilakukan", ungkap Brandon Bryant, bekas pilot Amerika Serikat yang bertugas mengendalikan drone.
Brandon Bryant yang berusia 28 tahun, menurut keterangan sendiri bekerja sampai April 2011 di pangkalan militer New Mexico, Amerika Serikat.
"Saya bekerja mengendalikan drone lebih dari 6000 jam. Tidak ada satu kasuspun, dimana saya tidak menghubungi Ramstein, untuk menyambungkan (komputer) dengan sebuah drone," kata Bryant.
Menurut keterangan Brandon Bryant, pangkalan militer Amerika Serikat di Ramstein juga menjadi stasiun perantara terpenting untuk menyalurkan sinyal-sinyal satelit dari drone ke stasiun bumi di Amerika Serikat. Karena daerah operasi seperti Pakistan dan Yaman letaknya sangat jauh dari Amerika.
Presiden AS Barack Obama dalam kunjungannya ke Jerman tahun lalu masih membantah bahwa Amerika menjadikan Jerman sebagai basis operasi serangan drone ke Afrika. Kebanyakan pakar hukum mengecam serangan terarah dengan pesawat tanpa awak, karena membunuh tersangka pelaku teror tanpa proses pengadilan.
hp/ap (dpa, afp, wdr)