Osama Bin Laden Mati Terorisme Tetap Ada
3 Mei 2011Tewasnya gembong organisasi teror Al Qaida, Osama bin Laden dalam sebuah operasi militer pasukan komando AS di Pakistan, dikomentari harian-harian internasional dan Arab.
Harian liberal kiri Perancis Liberation dalam tajuknya berkomentar : Al Qaida tidak hanya melancarkan serangan. Tapi organisasi teror itu juga memicu silang sengketa dalam demokrasi. Pemerintah George W.Bush misalnya, memutuskan meninggalkan kerangka demokrasi untuk melawannya. Dengan menangkapi tahanan secara semena-mena, penyiksaan dan pelanggaran hukum internasional. Hingga kini dampak keputusan itu masih harus ditanggung, di Guantanamo, di Irak dan di Afghanistan. Dengan tewasnya Bin Laden, sebuah wajah teror juga ikut mati. Tapi yang lainnya tetap aktif, menjadikannya teladan dan hendak membalas dendam baginya.
Harian liberal Austria Der Standard berkomentar : Osama bin Laden bagi banyak orang di dunia Arab adalah idola, sebaliknya bagi barat ia adalah penjahat sejati. Pernyataan tegas presiden AS, Barack Obama, bahwa AS tidak akan dan tidak menghendaki perang melawan Islam, amatlah cerdik. Obama berusaha sekali lagi melakukan koreksi, atas kesan yang muncul semenjak George W.Bush berkuasa, bahwa AS melancarkan perang agama atau perang antar budaya. Barack Obama dalam pengejaran Osama bin Laden mengambil risiko besar, bertindak cerdas, dan dengan itu ia menang.
Harian Jerman Suttgarter Zeitung berkomentar : Osama bin Laden meninggalkan dua macam warisan. Teror dengan alasan jihad akan tetap eksis. Setiap orang yang fanatik akan merasa terpanggil untuk melakukannya. Tidak diperlukan pusat teroris lagi. Dan pendiri Al Qaida itu juga merebut sepotong kebebasan dan peri kemanusiaan dari barat. Perjalanan kini berubah, sama halnya dengan pandangan kita mengenai kekerasan. Pembunuhan terarah, penangkapan tersangka orang yang berbahaya, proses pengadilan yang meragukan, semua itu kini diterima banyak orang di barat. Seharusnya hal itu jangan dijadikan kebiasaan.
Juga harian-harian di negara-negara Islam menyoroti kematian Osama bin Laden dalam tajuknya. Harian berbahasa Inggris dari Pakistan Daily Times berkomentar : Bagaimana caranya Osama bin Laden dapat menemukan tempat bersembunyi, tanpa tindakan apapun dari Pakistan, amat sulit dijelaskan kepada AS.
Harian pan-Arabia Al Hayat yang diterbitkan dari London berkomentar : Kematian Osama bin Laden datang secara bertahap. Secara politik ia telah mati, ketika revolusi damai di Tunisia dan Mesir berhasil menumbangkan rezim penguasa di kedua negara, tanpa keikutsertaan organisasi teror Al Qaida. Sejak saat itu, Al Qaida meraba-raba dalam gelap layaknya orang buta, sebab jaringan tsb kelihatannya kehilangan akses kepada rakyat di dunia Arab, yang berjuang bagi reformasi damai di negaranya. Al Qaida telah lama kalah.
Terakhir harian online Arab Elaph berkomentar : Osama bin Laden hingga kini tidak mengejar target yang jelas. Karena itu penilaian pengaruhnya terhadap kelompok jihad, harus dilakukan secara hati-hati. Tapi kita dapat mengatakan, gagasannya baru dapat dikalahkan, jika kebebasan dan demokrasi diterapkan di dunia Arab. Sebab, hanya masyarakat pluralisme yang memiliki kemampuan, menepis gagasan ekstrimisme lewat kekuatan argumentasi. Menimbang alasan ini, dukungan bagi gerakan demokrasi di kawasan Arab, merupakan pelindung terbaik untuk melawan Bin-Laden-isme.
Agus Setiawan/dpa/afp/dw
Editor : Marjory Linardy