OPCW Menangkan Nobel Perdamaian
11 Oktober 2013Organisasi Pelarangan Senjata Kimia, OPCW, Jum’at, 11 Oktober 2013, memenangkan hadiah Nobel Perdamaian untuk upayanya mengakhiri penggunaan senjata kimia di seluruh dunia.
Pesan untuk meratifikasi konvensi senjata kimia
Ketua Komite Nobel, Thorbjorn Jagland mengatakan bahwa hadiah ini merupakan pesan bagi semua yang belum meratifikasi konvensi dan mereka yang belum memenuhi obligasinya untuk konvensi. Dikatakannya, “Amerika Serikat dan Rusia perlu mempercepat pemusnahan arsenal mereka”.
Amerika Serikat dan Rusia merupakan dua negara yang hingga kini belum memenuhi target pemusnahan seluruh senjata kimia hingga 2012, sesuai konvensi PBB. Sebuah laporan OPCW tahun ini menyebutkan bahwa Amerika Serikat sudah memusnahkan 90 persen arsenal senjata kimianya, Rusia sudah memusnahkan 70 persen dan Libya 51 persen. Konvensi Senjata Kimia mewajibkan, hingga 29 April 2012 seluruh jenis senjata itu sudah musnah.
Suriah akan menjadi anggota OPCW
Konvensi Senjata Kimia disetujui pada 29 April 1997 dan bertujuan menghancurkan seluruh senjata pemusnah massal dengan melarang pengembangan, produksi, akuisisi, penyimpanan, transfer atau penggunaan senjata kimia oleh negara.
Saat ini sudah 189 negara dunia yang bergabung dengan konvensi itu dan lebih dari 65 persen senjata kimia yang sudah diketahui keberadaannya, telah dimusnahkan. Korea Utara, Angola, Mesir dan Sudan Selatan termasuk di antara negara yang belum menandatangani konvensi itu. Israel dan Myanmar telah menandatangani, tapi belum meratifikasinya. Suriah akan menjadi anggota OPCW pada hari Senin (14/10/13).
Saat pengumuman, Jagland lebih jauh menjelaskan, “senjata kimia sudah banyak digunakan pada Perang Dunia I. Juga pada Perang Dunia II senjata kimia digunakan oleh Nazi untuk membantai jutaan manusia”. Senjata kimia kemudian digunakan baik oleh pemerintah maupun teroris dengan korban yang tak terkirakan. Awal tahun 90-an pembicaraan mengenai pelarangan senjata itu sudah bergulir yang mendorong didirikan OPCW.
OPCW telah inspeksi 86 negara
OPCW didanai oleh negara-negara anggotanya dan mempekerjakan sekitar 500 orang di Den Haag. Direktur Jenderal OPCW saat ini adalah diplomat Turki, Ahmet Uzumcu.
Sejak berdirinya, OPCW telah melakukan 5.000 inspeksi di 86 negara dan memverifikasi pemusnahan lebih dari 59.000 ton senjata kimia, yakni sekitar 82 persen jumlah senjata kimia yang tercatat. Disebutkannya, Albania, India dan sebuah negara ketiga telah memusnahkan senjata kimia.
Penugasan di Suriah
Beberapa pakar menilai bahwa pemotongan anggaran OPCW mengurangi kemampuannya untuk menangani Suriah.
Sejak 1 Oktober sebuah tim yang terdiri dari 30 pakar dari OPCW, logistik dan keamanan PBB saat ini berada di Suriah. Dalam program yang disebut „verifikasi dan kegiatan pemusnahan“ tim itu mengawasi pemusnahan fasilitas produksi senjata kimia oleh pihak pemerintah Suriah.
OPCW menyatakan Selasa (08/10/13) bahwa akan didatangkan tim inspeksi gelombang kedua untuk memperkuat misi pelucutan senjata di negara yang tengah mengalami pertempuran itu. Kemenangan OPCW bisa dikategorikan sebagai hadiah insentif maupun apresiasi.
Komite Nobel mengatakan, penetapan pemenang hadiah ini bertujuan menunjukkan komitmen Nobel terhadap larangan penggunaan senjata kimia.
ek/hp (dpa,rtr, afp)