Olympiade di Kaki Puncak Tertinggi Afrika
Setiap dua tahun sekali suku Maasai di Kenya menggelar pesta olahraga di kaki gunung Kilimanjaro. Turnamen bernama Olympiade Maasai itu digelar untuk menggantikan tradisi berburu singa dalam ritual pendewasaan.
Tiba Dalam Warna
Setiap dua tahun sekali ribuan suku Maasai berkumpul di kaki gunung Kilimanjaro untuk saling beradu ketangkasan dalam pesta akbar serupa Olympiade. Mereka menyemuti Taman Nasional Sidai Oleng untuk berpartisipasi pada Olympiade Maasai ke-empat sejak pertamakali digelar pada 2012.
Singa Bertukar Uang
Pesta olahraga ini banyak mengadopsi ritual pendewasaan suku Maasai yang antara lain menampilkan adu ketangkasan melempar lembing. Dulu lemparan ini ditujukan kepada kawanan singa sebagai simbol kematangan seorang calon satria. Namun lantaran populasi singa yang menyusut drastis, pemerintah Kenya dan pemimpin suku Maasai melarang perburuan hewan langka tersebut.
Lompatan dalam Tarian Kompetitif
Hal lain yang dipertandingkan adalah cabang lompat tinggi yang merupakan tradisi Maasai dalam upacara tari-tarian. Tradisi ini berupa pertemuan dua grup satria yang lalu membentuk lingkaran dan mengirimkan masing-masing perwakilannya ke tengah untuk saling menguji tinggi lompatan. Tarian ini biasanya diiringi nyanyian kaum perempuan.
Intimidasi Lewat Cat Wajah
Menjelang Olympiade Maasai, para satria menyemir wajahnya dengan cat berwarna merah oranye. Buat mereka, cat wajah memiliki arti tertentu bergantung pada peristiwa yang dihadapi. Dalam kasus ini, warna cat pada wajah mereka melambangkan kekuasaan dan semangat kompetisi yang juga bisa diartikan sebagai upaya intimidasi terhadap lawan.
Jalan Panjang Menuju Kilimanjaro
Olympiade selalu dimulai pada bulan Maret, di mana setiap kelompok mengirimkan nominasi atlet yang diawasi oleh pelatih profesional. Kompetisi sendiri digelar antara Juli hingga Oktober dan mencapai puncaknya pada bulan Desember. Gunung Kilimanjaro termasuk penting buat suku Maasai lantaran menjadi tempat pelarian ketika tentara Inggris mengusir mereka dari tanah sendiri.
Kemenangan Kecil untuk Misi Besar
Uniknya Olympiade Maasai tidak hanya melulu tentang kompetisi, melainkan juga tentang konservasi alam. Tahun ini pemuda dari dari pemukiman Mbirikani ini dideklarasikan sebagai juara umum. Sementara kaum perempuan menghibur para pemenang dengan nyanyian dan tarian. Adapun satria dari Rombo, Kuku dan Elsengelei harus menunggu dua tahun lagi untuk bisa membalas kekalahan. (rzn/hp)