Netanyahu: Pelaku Holocaust Mufti Palestina bukan Hitler
22 Oktober 2015Tudingan Netanyahu bahwa Mufti Palestina bertanggung jawab atas peristiwa Holocaust memicu friksi dalam pertemuan dengan Merkel di Berlin. Kecaman juga datang dari kalangan oposisi Yahudi serta pakar sejarah Holocaust di Israel.
Klaim kontroversial PM Israel, Benjamin Netanyahu menyebutkan, bahwa Mufti Besar Yerusalem Haji Amin al Husseini sebagai pemicu pembantaian jutaan warga Yahudi.
Dalam pidato kontroversialnya di depan Kongres Zionis Sedunia pekan ini, Netanyahu mengatakan, Adolf Hitler hanya ingin mengusir warga Yahudi. "Tapi Mufti Besar Yerusalem dalam pertemuan dengan Hitler pada 1941 mempengaruhi Hitler untuk membantai Yahudi" ujar PM Israel itu. Netanyahu sebetulnya mengulang klaim absurd itu dari pidatonya di Knesset tahun 2012. Pernyataan absurd ini sontak mendapat kecaman dari seluruh dunia, terutama dari para netizen kenamaan
Amerika Serikat yang merupakan mitra utama Israel bereaksi dengan berusaha meredam friksi. Menlu AS, Kerry yang juga akan menggelar pertemuan di Berlin sebelum menghadiri konferensi Suriah di Austria, juga terlihat berusaha mengurangi dampak dari pernyataan absurd Netanyahu itu.
Kanselir Jerman, Angela Merkel langsung menanggapi pernyataan Netanyahu dengan menegaskan: "Kami mengakui tanggung jawab atas peristiwa Holocaust yang merupakan kejahatan kemanusiaan." Jurubicara pemerintah Steffen Seibert menegaskan: "Kami tidak melihat ada alasan untuk mengubah sejarah."
Bahas eskalasi kekerasan di Timur Tengah
Pertemuan antara Merkel dengan Netanyahu di Berlin terutama membahas situasi keamanan aktual di Timur Tengah, khususnya eksalasi kekerasan terbaru di Israel.
Aksi penusukan warga oleh remaja Israel terus berlangsung. Seorang pejabat tinggi di Washington menyatakan, semua itu dipicu politik dan retorika Netanyahu. Dalam pertemuan dengan menlu AS, John Kerry eskalasi terbaru di kawasan pendudukan Israel di Palestina tetap jadi bahasan utama, selain juga pernyataanm kontroversial tentang Holocaust.
as/yf(rtr,afp dpa,ap)