Lima Negara di Mana Infeksi COVID-19 Tak Tercatat
Sebagian besar negara di dunia, termasuk negara industri maju, sibuk kendalikan wabah corona yang merajalela. Sebaliknya sejumlah negara di Samudra Pasifik sejauh ini nampaknya mampu hadang virus SARS-CoV-2.
Republik Palau
Negara ini terdiri dari sekitar 340 pulau karang dan vulkanik. Penduduknya hanya sekitar 20.000. Sheldon Yett, yang wakili Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) di 14 negara di Pasifik katakan, beberapa hal jadi penyebab mengapa negara-negara kecil di Pasifik nampaknya berhasil mencegah masuknya wabah Corona. Tapi yang utama adalah: isolasi secara geografis. (Foto: pelabuhan Sardinia, Palau)
Kepulauan Salomon
Negara ini terdiri dari sekitar 1.000 pulau. Penduduknya berjumlah sekitar 600.000 orang. Sheldon Yett dari UNICEF juga mengungkap, beberapa negara Pasifik "sangat cepat dalam membatasi dan menetapkan larangan masuknya penerbangan dan kapal dari luar negeri. Sehingga sangat sulit bagi siapapun yang terinfeksi COVID-19 untuk masuk ke sana."
Tonga
Tonga terdiri dari 177 pulau, dan penduduknya sekitar 100.000 orang. Menurut sebuah statistik, sejumlah besar warganya hidup di luar Tonga. Sebagian bekerja di Selandia Baru, yang jaraknya hanya sekitar 1.700 km dari Tonga. Ini juga bisa jadi salah satu penyebab, mengapa wabah tampaknya tidak masuk ke Tonga.
Kepulauan Cook
Kepulauan Cook berpenduduk 18.600 orang, dan memiliki 15 pulau. Yett dari UNICEF ungkap juga, pemerintah negara-negara Pasifik melihat berita penyebaran wabah di negara-negara industri maju, dan sadari risikonya, jika COVID-19 menyebar di komunitas mereka. Oleh sebab itu mereka mengambil langkah drastis. Tapi ada juga negara Pasifik yang tak berhasil menghalau Corona, misalnya Fiji dan Guam.
Negara Independen Samoa
Yett kemukakan, sejumlah negara Pasifik masih punya ingatan segar wabah lain di sana. Misalnya wabah campak di Samoa, 2019. Diperkirakan hampir 3% warganya terinfeksi. 83 meninggal, dan hanya 7 di antaranya berada di atas usia 15. Sebuah wabah yang sebabkan banyak anak meninggal tidak mudah dilupakan sebuah komunitas, demikian Yett. (Sumber: UNICEF, WHO, Wikipedia; Ed.: ml/yp)