NATO dan Rusia Jelang Perang Dingin Jilid Dua?
5 Mei 2016Saling gertak antara Rusia dan NATO terus berlanjut. Setelah Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu menempatkan 4000 pasukan di Polandia dan kawasan Baltik, Moskow kini mengirimkan tiga divisi sekaligus ke perbatasan NATO dan jumlah total sekitar 15.000 personil.
Pemerintah Rusia menyebut penempatan pasukan oleh NATO sebagai "manuver yang berbahaya" di perbatasannya. Moskow mengklaim sedang mempelajari apakah langkah yang digagas AS itu melanggar perjanjian antara NATO dan Rusia dari tahun 1997.
Dalam perjanjian tersebut kedua negara sepakat untuk tidak saling serang dan menghormati wilayah teritorial masing-masing.
Moskow diprovokasi kerahkan serdadu
Rusia mengaku pihaknya terpaksa menurunkan tiga divisi tambahan. Apa yang dilakukan NATO adalah "penumpukan pasukan yang berbahaya dan sangat dekat dengan perbatasan kami," tutur Andrei Kelin, seorang pejabat di Kementerian Luar Negeri. "Saya khawatir kami harus mengambil langkah tandingan."
Dua dari tiga divisi lapis baja yang baru dibentuk akan disiagakan di Distrik Militer Barat yang berbatasan dengan dan negara Baltik, Finlandia dan Ukraina. Adapaun divisi ketiga berupa infanteri bakal diterjunkan ke Distrik Militer Selatan, termasuk armada laut Hitam. Satu divisi di militer Rusia terdiri atas 5000 hingga 22.000 personil.
NATO belakangan memperkuat garis pertahanan di perbatasan menyusul "sikap agresif" Rusia yang berulangkali melakukan tindak provokasi, kata Menteri Pertahanan AS, Ash Carter. "Kami tidak menginginkan perang dingin, apalagi perang panas. Kami tidak ingin menjadikan Rusia sebagai musuh," tuturnya.
"Tapi jangan membuat kesalahan. Kami akan melindungi semua negara sekutu," pungkas Carter di sela-sela kunjungannya di Jerman. Washington belum lama ini menggandakan anggaran pertahanan di Eropa.
rzn/as (dpa,rtr)