NASA Selidiki Misteri Matahari
28 Juni 2013NASA meluncurkan teleskop Interface Region Imaging Spectrograph (IRIS) untuk menginvestigasi bagaimana matahari memanaskan atmosfirnya hingga jutaan derajat kelvin. Teleskop baru ini akan melacak angin matahari, fenomena yang diharapkan mampu menjelaskan mengapa korona matahari jauh lebih panas ketimbang permukaan.
Perubahan Suhu Drastis
Di inti matahari, inti atom hidrogen diubah menjadi inti helium lewat proses reaksi fusi. Dalam perjalanan melewati berbagai lapisan matahari, suhu menjadi lebih dingin. Tapi di lapisan kromosfer, suhu kembali meningkat dan mencapai puncaknya di lapisan terluar matahari korona. Panas suhu bisa hampir mencapai 1 juta derajat kelvin.
Para peneliti berharap, IRIS akan memberi informasi tambahan mengapa hal ini bisa terjadi. Mereka ingin mengetahui, bagaimana "proses misterius" ini bisa menghasilkan angin matahari, yang merupakan aliran partikel bermuatan (plasma) yang menyebar ke segala arah dari korona. "Setiap kami meneliti matahari, ada jendela baru yang terbuka bagi kami," ujar Jeffrey Newmark, ilmuwan program IRIS di markas NASA di Washington DC.
Matahari Pengaruhi Iklim Bumi
Pengatahuan baru ini bisa membantu memprediksi cuaca antariksa yang bisa mengganggu sinyal komunikasi di bumi. Aktivitas matahari mempengaruhi iklim bumi secara langsung. Semburan matahari misalnya, bisa memutuskan jaringan listrik, mengganggu sinyal radio, komunikasi, sistem navigasi dan satelit lain yang berada di orbit.
IRIS dirancang agar mampu merekam gambar pergerakan cahaya dari permukaan matahari atau fotosfer ke dalam kromosfer dan mencatat data terkait kondisi tersebut.
IRIS panjangnya 1,2 meter dan bobotnya sedikit lebih dari 200 kilogram. Teleskop ini akan mengamati matahari dari jarak sekitar 640 kilometer di atas bumi. IRIS diluncurkan dari Vandenberg Air Force Base, Kalifornia, dengan wahana khusus yang dilengkapi roket. Roket akan mendorong wahana dan teleskop di dalamnya menuju orbit.
vlz/ml (rtr, ap)