Napak Tilas Hubungan BJ Habibie dengan Jerman
Presiden ketiga Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie, wafat di Jakarta hari Rabu (11/09), dalam usia 83 tahun, setelah dirawat di RSPAD Gatot Soebroto. DW mengajak Anda menengok kembali hubungannya dengan Jerman.
Hubungan erat dengan Jerman
BJ Habibie mendapat gelar Diplom Ingenieur (Insinyur) dari universitas teknik Jerman RWTH Aachen tahun 1960. Tahun 1965, ia mempertahankan disertasi di bidang teknik dirgantara, dan mendapat gelar Dr.-Ing, yaitu doktor di bidang teknik. Hingga usia lanjut, BJ Habibie tetap berhubungan erat dengan Jerman. Foto: di Münster bersama Dubes Indonesia ketika itu (2016), Fauzi Bowo (paling kanan).
Tetap aktif setelah tinggalkan jabatan politik
Tahun 2012, BJ Habibie hadir di Global Media Forum, konferensi internasional ini diselenggarakan setiap tahun oleh Deutsche Welle. Kepada DW, BJ Habibie, yang dijuluki Bapak Teknologi, pernah menyatakan bahwa peluang mendapatkan pendidikan sekolah harus diberikan kepada semua warga tanpa pandang bulu.
BJ Habibie di jenjang politik Indonesia
Dari tahun 1983 hingga 1998, BJ Habibie menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi. Tahun 1998 ia diangkat menjadi Wakil Presiden oleh Suharto, yang ketika itu baru dipilih kembali oleh MPR menjadi Presiden Indonesia. Setelah Suharto mengundurkan diri di tengah kemelut krisis ekonomi, Habibie dilantik menjadi Presiden ketiga Indonesia, jabatan yang dipangkunya hingga 1999.
Bersama politisi berbagai negara
Pada foto tampak BJ Habibie ketika menjabat Wakil Presiden Indonesia sedang berjabat tangan dengan kanselir Jerman Helmut Kohl. Mereka mengadakan pembicaraan di sela-sela KTT ASEM II di London tahun 1998.
Menyokong semua orang tanpa pandang suku, agama dan ras
"Pembangunan yang akan mengandalkan sumber daya manusia tak boleh dibatasi hanya untuk pegawai negeri." Demikian ditandaskan BJ Habibie dalam wawancara dengan Deutsche Welle tahun 2012. Ia mengatakan, semua rakyat Indonesia berhak mengenyam pendidikan. Foto: BJ Habibie diwawancara redaktur DW Indonesia Asril Ridwan, 29 Januari 1995. (ml/hp)